Renungan Harian Lukas 15: 11-31 | Ada Ampun Bapa Bagimu. Sewaktu masih duduk di bangku SLTP saya dilarang menggunakan sepeda motor. Tetapi, kian dilarang, saya kian penasaran. Suatu sore, saat orangtua saya tidak ada di rumah, saya diam-diam mengambil kunci motor. Saya lalu mengeluarkan motor dari garasi dan mulai mengendarainya. Malangnya, karena gugup saya menjadi kehilangan keseimbangan. Alhasil, saya terjatuh dari motor.
Ada Ampun Bapa Bagimu
Saya ketakutan pulang ke rumah. Saya yakin kedua orangtua akan memarahi saya habis-habisan karena menggunakan motor tanpa izin, motornya jatuh lagi. Namun sebelum sampai ke rumah, saya melihat wajah ibu saya yang penuh kekhawatiran. Ketakutan saya tak terbukti. Ibu menyambut saya penuh kasih bahkan mengobati luka di kaki saya.
Kebandelan saya semasa remaja ini hampir mirip dengan kisah anak yang hilang. Anak bungsu itu pulang dalam keadaan miskin setelah menghabiskan harta ayahnya. Ia pulang dengan baju compang-camping, dan berjalan dengan kepala tertunduk penuh penyesalan. Dengan dunia kematian di belakangnya, anak bungsu itu menapaki jalan dimana sang ayah yang berlari menyambutnya. Pengalaman itu membuat saya menyadari kasih Allah begitu besar kepada umat yang berdosa pada-Nya. Ketika kita menjauh pada-Nya, Dia tidak mengabaikan kita. Dia terus melihat, memperhatikan, dan menanti kepulangan anak-Nya.
Kasih-Nya tidak layak kita terima karena kita penuh dengan dosa. Meski demikian kasih itu tidak pernah berubah; Kasih-Nya sering kita abaikan, tetapi tidak pernah ditarik-Nya kembali. Dengan lembut Ia berkata: “Pulanglah hai Anakku, ada ampun Bapa bagimu.” (is) (Renungan Harian Lukas 15: 11-31 | Ada Ampun Bapa Bagimu)
Baca juga: Renungan Harian Lukas 24:1-12 | Paskah