Renungan Markus 12: 29-31 (Praktik Kasih). Pemberian tip bukan sesuatu yang aneh di industri jasa. Hampir semua karyawan hotel atau pelayan restoran “mengharapkan” tip dari tamu meski masalah tips memang menjadi peraturan tak tertulis. Di Indonesia tidak semua orang menerapkan pemberian tip dan biasanya itu tidak akan menjadi masalah besar. Namun, hati-hati kalau bepergian ke negara lain yang punya kebijakan tip berbeda. Jangan sampai mendapat perlakuan tidak menyenangkan hanya karena tidak tahu peraturan dan kebijakan setempat soal pemberian tip. Untuk itu, pastikan Anda tahu aturan memperi tips apakah sudah termasuk dalam nota atau belum.
Di mana-mana ada hukum yang berbeda, sama seperti perikop kita hari ini saat Yesus dicobai orang-orang Saduki. Kali ini mereka bertanya tentang “Hukum yang paling utama”. Harus diakui ada begitu banyak produk hukum dengan maksud untuk memberi rasa keadilan. Meski kadang digunakan untuk menjerat orang lain. Seharusnya, jika semua produk hukum dimaksudkan untuk keadilan yang sejati, pasti kita akan kembali kepada hukum yang paling utama yakni “hukum kasih”. Mengapa? Allah mengurbankan anak-Nya dasarnya adalah kasih. Allah mau menebus dosa-dosa manusia, dasarnya adalah kasih. Hubungan antar suami-istri, dasarnya juga kasih. Kita mau bekerja keras untuk keluarga, dasarnya juga kasih. Agar tidak terjadi konflik, dasarnya juga kasih.
Praktik Kasih
Jadi kalau kita renungkan dengn sungguh-sungguh, hukum, yang disampaikan Yesus tentang hukum kasih merupakan hukum yang utama dan pertama, adalah benar adanya. Sumber semua hukum adalah kasih. Hari ini, mari kita terapkan praktik kasih terhadap keluarga, rekan kerja, atasan dan bawahan melalui perkataan dan perbuatan.