Khotbah-Kristen-Lukas-4-1-13-Setia-Dan-Taat-Dalam-Pencobaan

Khotbah Kristen Lukas 4: 1-13 | Setia Dan Taat Dalam Pencobaan

Khotbah Kristen Lukas 4: 1-13 | Setia Dan Taat Dalam Pencobaan. Setelah memperingati hari Rabu Abu, minggu ini kita memasuki masa Pra Paskah 1. Masa Pra Paskah mencakup 40 hari mulai hari Rabu Abu sampai Minggu Palma (minggu sebelum Yesus disalibkan). Jika Paskah memperingati kebangkitan Yesus setelah kematianNya di atas kayu salib, masa Pra Paskah menjadi pekan suci untuk memperingati perjalanan Yesus menuju salib melalui sikap kita untuk menyesali akan dosa, berdoa, bertobat, memberi
sedekah, berpuasa dan mengingkari diri.

Selama empat puluh hari dalam masa pra-paskah (kecuali hari Minggu sebagai symbol perayaan kebangkitan Kristus) kita diajak untuk berpantang dari kebiasaan buruk, dosa, makanan/minuman ataupun kenikmatan lain yang mengikat diri kita dan menjauhkan kita dari Kristus. Hal ini merujuk pada peristiwa yang dicatat di kitab-kitab Injil Sinoptik (Injil Matius, Markus dan Lukas), khususnya dalam bacaan kita hari ini : Lukas 4 : 1 – 13 dimana Yesus berpuasa, berpantang 40 hari 40 malam di padang gurun, mengatasi pencobaan Iblis.

Apa saja pelajaran yang dapat dipetik melalui pencobaan Yesus di padang gurun?

Mengubah batu menjadi roti

Pencobaan pertama adalah mengenai hal kedagingan ataupun kebutuhan mendasar manusia. Setelah berpuasa 40 hari 40 malam, tentunya Yesus merasakan lapar. Dalam situasi demikian Iblis mencobai Yesus dengan membujuknya mengubah batu menjadi roti. Yesus tentu berkuasa untuk melakukannya. Tetapi Yesus menolaknya dan menjawab : bahwa manusia tidak hidup melalui roti saja. Dalam tantangan hidup ini, apakah kita berani menjinakkan dan menaklukkan kedagingan kita, karena kita pun akan dicobai seperti Yesus mengenai kedagingan atau kebutuhan mendasar manusia. Melakukan hubungan seks di luar pernikahan, perzinahan tatap muka/online, memperoleh promosi pekerjaan dengan meninggalkan iman percaya, memilih jodoh yang tidak seiman, memperoleh keuntungan dengan melakukan penipuan, dst. Kesetiaan kita untuk berpuasa dan berpantang akan membuat kita semakin percaya bahwa berkat pemeliharaan datangnya dari Tuhan, bukan dari pemuasan nafsu dan egosentrisme diri.

Memiliki dunia (memiliki segala sesuatu) dan menyembah iblis

Pencobaan kedua adalah mengenai kepemilikan dan kecongkakan diri. Yesus ditawarkan untuk memiliki kuasa di dunia dengan menyembah iblis. Tetapi sekali lagi Yesus menolaknya dan mengatakan bahwa Tuhan sajalah yang harus disemba dan dimuliakan.

Dalam hidup ini, kita bisa memperoleh kesempatan untuk memiliki segala sesuatu dengan “menghamba” pada dunia, “menghamba” pada kuasa lain selain Allah. Hal itu bisa muncul dengan memberikan waktu, perhatian dan seluruh hidup kita pada segala sesuatu di luar kemuliaan Tuhan. Menghamba pada pekerjaan, pada perhitungan manusia, diri sendiri, pada segala sesuatu di luar Tuhan.

Mengistimewakan diri sebagai pengikut Allah

Pencobaan terakhir adalah keyakinan bahwa diri sendiri harus diistimewakan oleh Allah. Yesus ditantang untuk menjatuhkan diri dari bumbungan bait Allah, karena ia pasti akan ditolong oleh para Malaikat. Tetapi Yesus menolaknya. Ia tidak ingin menjalani hidup ini dengan pemahaman untuk diistimewakan dan dilayani, melainkan untuk menghamba dan melayani.

Dalam hidup ini apakah kita rela menjalani setiap dinamika hidup: susah-senang, sedih-bahagia sebagai jalan yang diperkenankan Tuhan atau menghayati iman yang manja, menuntut hidup enak dan nyaman ketika mengikut Tuhan? Sedang Kristus sendiri meneladankan cara hidup yang menghamba dan melayani.

Terkait dengan hal di atas, adalah baik memperhatikan anjuran puasa terbaik menurut rekomendasi dari Paus Fransiskus:

  1. Puasa mengeluarkan kata-kata yang menyerang dan ubahlah dengan kata-kata yang manis dan lembut
    2. Puasa kecewa/tidak puas, dan penuhilah dirimu dengan rasa syukur.
    3. Puasa marah dan penuhi dirimu dengan sikap taat dan sabar.
    4. Puasa pesimis. Penuhilah diri dengan sikap OPTIMIS
    5. Puasa khawatir dan penuhilah dirimu dengan percaya, mengandalkan Tuhan.
    6. Puasa meratap/mengeluh, nikmatilah hal-hal sederhana dalam kehidupan.
    7. Puasa stress dan penuhilah dirimu dengan DOA
    8. Puasa dari kesedihan dan kepahitan. Penuhilah hatimu dengan sukacita.
    9. Puasa egois, dan gantilah dengan bela rasa, peduli pada yang lain
    10. Puasa dari sikap tak bisa mengampuni dan balas dendam. Gantilah dengan pendamaian dan pengampunan.
    11. Puasa bicara banyak, penuhilah dirimu dengan keheningan dan siap sedia mendengarkan orang lain.

Jika kita semua mempraktikkan gaya berpuasa ini, setiap hari-hari kita akan dipenuhi dengan kedamaian, sukacita, dan percaya satu dengan yang lain. Selamat memasuki rangkaian Pra Paskah dengan berpantang diri, puasa yang terbaik bagi Tuhan. (GPP – Khotbah Kristen Lukas 4: 1-13 | Setia Dan Taat Dalam Pencobaan)

baca juga: Renungan Harian Lukas 24:1-12 | Paskah

Leave a Reply