Renungan Harian Kejadian 27: 41; 28: 9; 33 (Pembatalan Berkat Sisa). Tokoh yang satu ini dikenal karena kecerobohannya I dan menjadi korban penipuan belaka. Anak kesayangan ayahnya, mahir berburu. Anda masih belum bisa juga mengenalinya?! Kalau kacang merah?! Yah, jadi ketauan. Orang itu adalah Esau. Namun, kisah Esau tidak sekadar berhenti di seputar barter hak kesulungan saja.

Pembatalan Berkat Sisa

Kisahnya masih berlanjut. Sudah tertipu, dapat berkat sisa yang lebih cenderung ke arah kutuk pula! Wajar jika Esau sangat dendam dan ingin memberi pelajaran pada Yakub sesudah ayahnya meninggal dunia. Entah bagaimana caranya ia mencuri dengar pesan terakhir ayahnya pada Yakub, “jangan mengambil istri dari perempuan Kanaan.” Esau tersentak! la sadar ia telah membuat kesalahan dengan mem- peristri perempuan Kanaan, 2 orang pulal Esau pun mengambil satu istri lagi yang kini direstui orang tuanya. Kurang lebih 20 tahun pun telah berlalu. Tiba waktunya Yakub kembali ke kampurg halaman dengan was-was mengingat perbuatan jahatnya dulu. Namun, apakah Esau masih mengingat peristiwa itu ? Ternyata tidak!

Esau, meskipun sembrono dan terburu-buru, adalah seorang yang mau belajar dari kesalahannya. la mematuhi keinginan orang tuanya. Di sisi lain, Esau adalah pribadi pemaaf. Lihatlah, pada akhir cerita, Esau diberkati (Kej 33:1). Mengapa? Karena respon Esau yang tepat. Kita mungkin orang yang sembrono, ceroboh, dan bernasib sial seperti Esau. Namun, kita bisa mengubahnya asalkan merespons dengan tepat semua kejadian yang kita alami. Mari, teladani Esau. (res)