Renungan-Harian-Amsal-29-15-23-Didiklah-Sebelum-Terlambat

Renungan Harian Amsal 29:15-23 | Didiklah Sebelum Terlambat

Renungan Harian Amsal 29:15-23. Apa pandangan Firman Tuhan akan pendisiplinan dan teguran terhadap anak (ay. 15)? Apa yang terjadi pada seseorang bila ia terlalu dimanjakan (ay. 21)?

Didiklah Sebelum Terlambat

Ada orangtua yang tidak berani atau tidak tega dalam mendisiplinkan anaknya sendiri. Ketika anaknya melakukan kesalahan, mereka memilih diam. Seandainya mereka berusaha menasihati si anak, hal ini dilakukannya tanpa wibawa. Mereka tidak mau melukai hati si anak dengan teguran atau pendisiplinan.

Padahal sikap mereka yang memanjakan anaknya ini akan membentuk karakter yang keras kepala dalam diri si anak. Ia akan merasa tidak masalah dalam melakukan kesalahan. Sistem kepekaan hati nuraninya terhadap kesalahan menjadi tumpul. Ia juga tidak menghayati akan risiko atau konsekuensi dari kesalahannya.

Sebelum anak kita kelak menjadi orang yang keras kepala, kita sebagai orangtua patut mencegahnya. Bagaimana caranya? Firman Tuhan memberikan petunjuk praktis. Jangan pernah sekalipun membiarkan anakmu bila ia kedapatan berbuat dosa. Lakukan pendisiplinan yang proposional atas kesalahan atau dosanya.

Hal ini akan menumbuhkan kesadaran dalam dirinya bahwa pelanggarannya itu serius. Tentu saja pendisiplinan ini juga harus disertai dengan penjelasan mengapa kita menghukumnya. Pendidikan seperti ini merupakan investasi kita kepada anak kita supaya ia menjadi orang yang lembut. Bukan keras kepala!

Jadilah orangtua yang bertanggung jawab dan mengasihi anakmu dengan cara mendisiplinkan anakmu yang berbuat dosa sejak muda. Kelak, Anda akan menuai dan menikmati karakter ilahi dalam diri anakmu. (Renungan Harian Amsal 29:15-23 – GKBJ)

Leave a Reply