Kumpulan-Renungan-Harian-Remaja-Terbaru-dan-Terlengkap2
Kumpulan-Renungan-Harian-Remaja-Terbaru-dan-Terlengkap2

Renungan Remaja 1 Korintus 9: 19-23 (Saulus & Paulus)

Renungan Remaja 1 Korintus 9: 19-23 (Saulus & Paulus). Sebagian warga etnis Tionghoa di Indonesia punya dua nama: nama Tionghoa dan nama Indonesia (contoh: Zhông Wanxué alias Ahok yang punya nama Indonesia Basuki Tjahaja Purnama).

Dalam sejarah, pernerintah Orde Baru pernah mewajibkan warga etnis Tionghoa memiliki nama seperti nama orang indonesia dan pake itu sebagai nama resmi. Meski beberapa nama yang dipilih aneh, tapi nama itu tetap nama mereka. But, nama Tionghoa yang diberikan ortu mereka ga jadi hilang juga. Yang ada, mereka jadi punya dua nama.

Paulus rupanya juga gitu. Kisah Rasul 13:9 menulis “Saulus, juga disebut Paulus”. Jadi, beda dengan Abram yang diganti namanya jadi Abraham, atau Sarai diubah jadi Sara (Kej. 17.5, 15), nama Paulus ni bukan nama yang diganti setelah ia bertobat, seperti disalahmengerti sebagian orang. Sebelum bertobat pun, Paulus udah jadi namanya.

Setelah bertobat, nama Saulus juga masi beberapa kali la pakai. Pertanyaannya, kenapa di awal Alkitab selalu mencatat nama Saulus tapi kemudian jadi Paulus? FYI, Saulus adalah nama Yahudi, sedangkan Paulus adalah nama Yunani. Alkitab mencatat uga bahwa Paulus ini punya dua kewarganegaraan (warga Yahudi dan Romawi). Nah, kalo kita liat mama Paulus mulai dipake setelah ia diutus Tuhan untuk menginjili orang non-Yahudi. Nama Paulus ebih familiar dan lebih mudah diterima oleh bangsa non-Yahudi ketimbang Saulus.

Saulus & Paulus

Memang ini keliatannya sepele, tapi ini menunjukkan bagaimana Paulus benar-benar menghidupi rinsip rela menjadi hamba bagi semua orang bahkan rela menjadi segalanya demi kemajuan Injil an memenangkan mereka (1 Kor. 9:19-23).

Nama adalah identitas dan hal paling pribadi, tapi itu un rela diberikan Paulus supaya makin banyak orang mengenal Yesus. Sungguh ini teladan yang angat baik kita ikuti. Renungan hari ini sekaligus mengingatkan kita bahwa kalo emang kita mau di terang dan garam, mau hidup kita memuliakan nama Tuhan, kita kudu berani berkorban juga.

Dicibir karena memilih ibadah daripada nongkrong, ditolak dan dihina ketika kita mulai bicara entang Kristus kepada teman kita, dibully karena iman kita pada Kristus, dianggap ini itu karena elakukan kebenaran, itu semua biasal Namun, percayalah jika kita mau tetap setia dan tekun untuk tetap taat, Tuhan akan pake kita jadi alat-Nya yang luar biasa!.

Leave a Reply