Renungan-Kristen-Pelayanan-Yang-Bermasalah

Renungan Kristen | Pelayanan Yang Bermasalah

Tugas pelayan adalah membantu pekerjaan tuannya, sehingga proyek/ keinginan sang tuan dapat berlangsung lebih cepat, lebih mudah, lebih ringan. Pelayan Tuhan dipanggil untuk melayani pekerjaan Tuhan, sehingga rencana Tuhan untuk membangun tubuh Kristus dan menjangkau dunia dapat berlangsung lebih cepat, lebih mudah, dan lebih ringan. Makin banyak pelayan yang terlibat makin kompeten (memiliki keahlian) mereka dalam mengerjakan tugas masing-masing makin mereka dapat bekerjasama, dan makin murni motivasi mereka untuk melakukan keinginan tuannya, maka misi sang tuan akan makin mudah terlaksana dan sang tuan makin dipuaskan.

Namun kenyataannya tidaklah selalu demikian. Pelayan yang tidak memenuhi ke empat hal yang disebut di atas tadi ketika terjun di ladang pelayanan justru bisa mengganggu pekerjaan. Pelayan Tuhan yang seharusnya membantu akhirnya dirasa mengganggu. Mereka yang harusnya memudahkan pelayanan, justru menyeusahkan. Hubungan yang nggak jelas dengan sang tuan membuat mereka melakukan dengan cara sendiri, untuk kepentingan sendiri, dan demi agenda sendiri. Pelayanan bersama menjadi berantakan bahkan saling meruntuhkan.

Pelayanan Yang Bermasalah

Persoalan menjadi lebih rumit ketika diterapkan di gereja. Para pelayan di dunia kerja (karyawan, pekerja rumah tangga, bahkan seorang manajer sekalipun) memiliki aturan yang jelas. Jika tidak melakukan sesuai keinginan atasannya, mereka siap menerima teguran tanpa mudah tersinggung. Mereka mendapatkan imbalan seketika di akhir pekerjaan (gaji dan bonus). Tiap orang biasanya juga berfokus pada tugas dan tanggungjawab sendiri, tanpa banyak mencampuri bagian lain (kecuali diminta).

Namun di gereja, situasinya berbeda. Suasana kekeluargaan dalam pelayanan mengakibatkan beberapa merasa di gereja nggak perlu diatur-atur. Jangankan ditegur, disinggung sedikit saja langsung merasa sakit hati. Upah sudah diberikan Tuhan lebih dahulu (keselamatan, mahkota sorgawi, dst) sehingga banyak yang nggak menyadarinya. Akibatnya mereka mencari upah-upah sendiri (penghargaan manusia, popularitas, bahkan keuntungan financial). Kalau ada tugas lebih, komentarnya adalah “emang gua dibayar berapa, suruh-suruh seenaknya. Mending sudah mau melayani, jangan dipersulit dong”. Dan karena “rasa memiliki” yang tinggi atas pekerjaan pelyanan, sering semua orang mengomentari tugas semua bagian.

Itulah sebabnya hati yang benar dalam melayani perlu terus didengungkan dan diingatkan. Seorang pelayan yang memulai pelayanan dengan benar, bisa saja berubah memiliki sikap hati yang tidak benar. Bukan hanya untuk ktia yang melayani di gereja modern, namun juga untuk pelayanan Tuhan di masa Alkitab. Seorang nabi, imam, bahkan orang-orang di dekat Tuhan Yesus pun harus terus menginstropeksi diri agar makin berkenan di hati Sang Tuan, dan semakin efektif dipakai untuk pekerjaan mulia ini.

Bulan ini kita akan banyak belajar tentang sikap-sikap yang salah dari pelayan Tuhan di era Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kiranya menjadi catatan penting bagi kita di era gereja zaman akhir ini. (Renungan Kristen | Pelayanan Yang Bermasalah – Pdt. David N. Purnomo)

Leave a Reply