Renungan Harian Yosua 1: 1-9 | Percaya diri di dalam Allah. Beberapa tahun yang lalu, aku menjadi sukarelawwan pada organisasi penanggulangan bencana. Meskipun latar belakangku pekerja sosial, bagian dari pekerjaanku adalah mendapatkan pasokan dari toko perangkat keras setempat untuk lokasi konstruksi. Selama orientasi aku dimasukkan di sebuah toko perangkat keras dengan dua lembar kertas berisi daftar barang-barang yang harus dicari.

Aku sama sekali tidak tahu barang-barang ini sehingga respons pertamaku adalah takut. Aku melihat tiga cara meresponnya. Salah satunya adalah mengasihani diri sendiri dan keraguan meliputiku. Seharusnya aku tidak pernah mengambil posisi ini. Aku tak tahu apa yang aku lakukan. Aku akan terlihat seperti orang bodoh yang melakukannya. Respon yang kedua adalah marah: Mengapa organisasi tersebut membuatku melakukan hal ini? Mereka seharusnya tahu aku tidak tahu apa-apa tentang semua barang ini. Atau ketiga, aku dapat merespon dengan sikap percaya diri; percaya diri bukan di dalam diriku sendiri, melainkan di dalam Allah. Aku tidak tahu apa yang aku lakukan, tetapi Allah tahu. Lagipula, Dia berkata, “Aku mau mempimpin orang-orang buta di jalan yang tidak mereka kenal, dan mau membawa mereka berjalan di jalan-jalan yang tidak mereka kenal …, yang pasti akan Kulaksanakan” (Yes. 42: 16). Aku tahu bahwa Allah memanggilku untuk melakukan pekerjaan ini, maka aku memilih respon ketiga.

Tiap kali tantangan datang menghadang, kita dapat memilih untuk mempercayai-Nya. Jika seorang diri kita mungkin saja tersesat, tetapi bersama Dia kita dapat mengatasi masalah apa pun. Allah selalu setia. (Melissa Wilson).

baca juga: Renungan Harian Amsal 28: 20 | Orang Yang Dapat Dipercayai