Renungan Harian Yesaya 11: 1-10 | Wujud Nyata Kasih. Seorang wanita berusia 81 tahun, harus menghembuskan napas terakhirnya di balik jeruji besi di Rusia. Tuduhan pencurian mencuri mentega telah mengantarkan wanita tersebut ke dalam tahanan. Ironisnya, hasil penyelidikan lebih lanjut pasca wanita tua tersebut meninggal justru berbeda dengan tuduhan semula. Sayang tak dijelaskan mengapa wanita yang identitasnya dirahasiakan itu sampai harus meregang nyawa di dalam penjara. Namun, kisah ini memberi pelajaran berharga bagi setiap orang mengenai bahaya dari tuduhan palsu atau tudingan tak berdasar, yang bisa berakibat fatal.
Malam ini kita membaca nubuat Yesaya mengenai Yesus Kristus, yang juga disebut sebagai Sang Raja Damai. Sebagai raja, Yesus memiliki kualitas luar biasa terkait penilaian dan keputusan yang akan dibuat oleh-Nya. Dalam hikmat ilahi, Raja Damai ini tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang, tetapi menilai sampai ke dalaman hati seseorang. Sebagai raja yang berhikmat, Ia juga memiliki ketenangan luar biasa sehingga tidak gampang membuat keputusan menurut kata orang. Dua perkara uang rasanya perlu dimiliki oleh setiap orang percaya pada masa kini, mengingat bahwa terkadang kita begitu mudah menilai atau membuat keputusan hanya berdasarkan apa yang kita lihat, rasa, atau dengar!
Pernahkah kita menyesali tudingan atau keputusan yang kita buat dengan gegabah, terburu-buru, dan tanpa pertimbangan yang matang? Seberapa parah “kerusakan” akibat tudingan atau keputusan tersebut? Bertepatan dengan momen Hari Kasih Sayang kiranya firman-Nya menolong kita untuk menjadi lebih baik dalam merespons, menilai, dan memutuskan sesuatu sebagai wujud nyata kasih kita kepada sesama. (wsp)
baca juga: Renungan Harian Anak Yohanes 1: 19-34 | Belas Kasihan Tuhan