Renungan Harian Roma 11: 6. Suatu hari, sebagaimana diceritakan dalam Lukas 15, beberapa orang Farisi menggerutu tentang sekelompok pemungut pajak dan “orang berdosa” yang berkerumun di sekitar Yesus untuk mendengarkan pengajaran-Nya. Orang-orang Farisi yang merasa diri benar tidak menyetujui Yesus menyambut orang-orang yang “najis” ini untuk berada di dekat-Nya.
Jadi untuk mengilustrasikan kasih Allah bagi orang berdosa yang terhilang, Yesus memberi tahu mereka perumpamaan tentang anak yang hilang yang sekarang terkenal. Dalam kisah Yesus, seorang pria muda dengan bodohnya meminta ayahnya untuk mengambil bagian dari warisan keluarga, meninggalkan rumah untuk sebuah negeri yang jauh, dan “membuang-buang uangnya untuk kehidupan liar” (Lukas 15:13).
Tanpa uang dan putus asa untuk mendapatkan makanan, pria itu mengambil pekerjaan memberi makan babi dan bahkan ingin memakan makanan babi. Pemuda itu telah mencapai titik terendah. Akhirnya, ia menyadari bahwa menjadi pelayan rendahan di rumah ayahnya lebih baik daripada situasinya saat ini. Maka dengan hati yang rendah hati dan bertobat, dia kembali ke rumah, dengan semangat memohon pengampunan ayahnya.
Sementara putranya masih agak jauh, “ayahnya melihatnya datang. Dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang, dia berlari ke putranya, memeluknya, dan menciumnya ”(ayat 20). Ayahnya mendandani putranya dengan pakaian bagus, mengumpulkan seluruh tetangganya, dan berseru, “kita harus merayakannya dengan sebuah pesta, karena anakku ini sudah mati dan sudah kembali hidup. Dia hilang, tetapi sekarang dia ditemukan ”(ayat 23-24).
APAKAH ARTINYA?
Perumpamaan Yesus adalah contoh yang indah tentang rahmat dan kasih karunia Allah. Belas kasihan adalah ketika hukuman yang pantas ditahan. Rahmat adalah bantuan yang tidak layak kita terima. Tuhan sangat kaya akan keduanya. Ayah dalam perumpamaan ini mewakili Allah, dan Anak yang Hilang mewakili manusia berdosa. Seperti putranya, kita telah memilih untuk menentang Bapa surgawi kita dan tidak berhak menerima apa pun yang baik.
Ketika putranya pulang. Dia benarbenar miskin dan tidak berharga. Dia hanya kembali dengan pertobatan dan iman yang rendah hati, dan ayahnya dengan antusias menyambutnya kembali ke dalam keluarga dan mencurahkan cinta dan berkat yang luar biasa kepadanya. Sungguh gambaran yang luar biasa dari apa yang Allah lakukan bagi kita melalui pertobatan dan iman kepada Yesus, seperti yang digambarkan ayat hari ini. Tuhan suka menyambut putra dan putri yang hilang ke dalam keluarga surgawi-Nya dan menghujani mereka dengan belas kasihan dan kasih karunia yang tidak layak kita terima!
LALU APA YANG HARUS DILAKUKAN?
Baca seluruh perumpamaan tentang Anak yang Hilang dalam Lukas 15: 11-31.
TAHUKAH ANDA?
Kata hilang berarti “sembrono, boros, atau bandel.”
Baca juga: Renungan Harian Remaja Wahyu 3: 14-22 | Bertobat Harus Sepenuh Hati