Renungan Harian Remaja Matius 1: 40-45. Hampir setiap Jumat malam, sepanjang Jl. Panjang, Jakarta Barat, dipenuhi sejumlah anak muda yang tengah bersiap-siap untuk unjuk kebolehan mereka dalam memacu kecepatan motor. Nggak cowok, nggak cewek, menjelang jam 10 malam mereka sudah stand by untuk mulai ‘trek-trekan’.
Nggak peduli ada patroli polisi, en mereka sendiri sudah bolak-balik ditangkap, tetap saja mereka melanjutkan pertaruhan nyawa dengan ‘trek-trekan’. Seolah tak peduli, betapa sesungguhnya hidup yang mereka miliki sangatlah berharga.
My Precious Life
Sobat muda, mungkin banyak juga di antara kita yang nggak menyadari, betapa berharganya hidup yang kita miliki. Seringkali hanya karena nggak mau dianggap enteng, takut dibilang ‘banci’, ogah dikatain penakut, nggak mau dianggap nggak gaul, nggak mau dibilang nggak solider sama teman-teman se-gank, gengsi, biar kelihatan gagah en keren, and segudang alasan lainnya, kita rela mempertaruhkan nyawa demi semuanya itu.
Bacaan kita hari ini ngingetin kita semua, betapa Allah sangat mengasihi kita. Di mata Allah, hidup kita semua sangatlah beraharga, sehingga Dia rela menebus kita dengan nyawaNya yang sangat mahal. So, kebayang, khan betapa sedihnya Allah, ketika ternyata kita lebih suka mempermainkan nyawa kita sendiri, yang sesungguhnya adalah pemberian Tuhan.
Guys, kalau kita semua sudah tahu dan menyadari betapa berharganya hidup kita ini, nggak sepantasnya kita melakukan hal-hal yang justru hanya membahayakan nyawa kita sendiri. Firman Tuhan dalam 1 Pet. 1:14 bilang, “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu apda waktu kebodohanmu.”
Jangan sampai nggak taat hanya karena nurutin hawa nafsu. Allah mau kita senantiasa taat padaNya, nggak mendukakan hatiNya, and nggak lagi menyia-nyiakan hidup yang sudah Tuhan kasih. Kenapa? Karena hidup kita ini sangat berharga, dan Ia sudah menebus kita dengan harga yang sangat mahal (1 Pet. 1:18-19). Jadi, jangan sia-siakan hidupmu yang precious banget itu, hanya untuk sesuatu yang sia-sia belaka. (Renungan Harian Remaja Matius 1: 40-45 | My Precious Life)
Baca juga: Renungan Harian Amsal 10 | Kerja Keras dan Berkat Tuhan