Renungan Harian Remaja Kolose 2:6-15. Seorang wanita setengah baya sering bersaksi tentang iman kepada seorang ibu yang sudah memasuki usia senja. Kebetulan mereka kos di tempat yang sama dengan saya dan ruang tempat mereka ngobrol agak dekat dengan kamar saya, jadi beberapa kali mereka ngobrol saya mendengarnya dari kamar.
Selektif
Awalnya saya salut melihat semangatnya berbicara tentang firman, ditambah lagi kebaikannya yang sering memberikan sesuatu kepada ibu ini. Tapi lama kelamaan saya mulai curiga. Dari sekian kali mereka ngobrol, tak pernah sekali pun nama Yesus disebutkan oleh wanita tersebut. Lebih aneh lagi, karena dia tahu ada beberapa anak ibu ini yang terlibat aktif dalam pelayanan, dia bertindak hati-hati dan tidak senang diajak sharing seputar firman. Kalau ditanya bergereja di mana, jawabannya selalu sama, “semua gereja sama dan gereja kita sama’. Yang membuat saya lebih ‘greget’, terjadi perubahan sikap yang drastis pada ibu ini dalam waktu yang singkat. Entah masukan apa yang ia dengar dan terima, sehingga jadi seperti itu. Tadinya dia ramah banget pada semua anak. Belakangan, dia cepat marah dan kalau ketemu anak-anak, mukanya nggak enak dilihat. Suasana pun jadi tidak enak dan kaku. Melihat keadaan ini kami hanya bisa berdoa, dan Puji Tuhan perlahan-lahan sikap ibu ini mulai kembali seperti sediakala.
Sobatku, jika bertemu dan bercakap-cakap dengan seseorang, berhati-hatilah! Kita bisa saja mendengarkan omongan panjang lebar dari seseorang, tapi jangan langsung menerima dan menelan mentah-mentah. Harus selektif ketika mendengar sesuatu dari orang lain sebab sekarang ini banyak omongan yang menyesatkan. Alkitab menuliskan, banyak nabi palsu akan muncul untuk menyesatkan kita (Mat. 24:11) dan mereka menyamar menjadi malaikat terang yang tidak benar. Mintalah Roh Kudus untuk terus membimbing kita agar hidup kita yang masih muda ini tidak akan tersesat dan disesatkan oleh siapapun juga. (LIS – Renungan Harian Remaja Kolose 2:6-15)