Renungan Harian Kejadian 6: 1-8 | 120 tahun. Dalam buku Antony and Cleopatra (1600), William Shakespeaer berkata, “ Orang yang mencari kesempatan tetapi tidak mengambilnya saat kesempatan menghampirinya, maka ia takkan menemukan kesempatan itu lagi.” Kesempatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai keluasan dan peluang. Peluang adalah ruang gerak, baik konkret maupun abstrak, yang memungkinkan untuk dimanfaatkan untuk dapat mencapai tujuan tertentu.
Terkait kesempatan atau peluang, sejatinya sejak ribuan tahun lampau, Allah senantiasa memberikkan kesempatan bagi manusia untuk bertobat. Peluang yang diberikan berdurasi cukup lama untuk ukuran kehidupan saat ini, yakni 120 tahun. Kata “umur” dalam nas renungan malam ini kemungkinan merujuk pada Musa (UI. 31:2, 34:7), bukan batasan atau usia maksimal manusia. Karena faktanya, usia Nuh saja 600 Tahun saat air bah melanda bumi (Kej. 7:6). Dalam kasus air bah, Allah itu baik dengan memberi kesempatan manusia untuk bertobat sebelum membinasakan manusia yang bejat dan jahat. Ia sudah memberi waktu cukup agar manusia bertobat. Sayang, peluang tersebut tidak dimanfaatkan sehingga akhirnya manusia dibinasakan melalui air bah. Namun ada kabar baik melalui teladan seorang Henokh yang hidup bergaul dengan Allah begitu erat, sehingga ia tak mengalami kematian fisik seperti pada umumnya (Kej. 5:24).
Bagaimana dengan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita sampai malam ini? Sudahkah kita memperguakan dengan baik, terutama kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki diri supaya kehidupan kita semakin berkenan di hadapan-Nya? Jangan abaikan kesempatan karena mungkin tak pernah datang lagi. (bn)
baca juga: Renungan Harian Yesaya 11: 1-10 | Wujud Nyata Kasih