Renungan Harian Kejadian 50: 20 | Sasaran Tembak. Bagaimana seorang Ahok yang pernah memimpin Jakarta dengan segala sepak terjangnya dan bagaimana orang bisa melihat visi ke depannya buat Jakarta, kita sudah bisa bayangkan. Tetapi bagaimana dengan sisi yang lainnya ? Bagaimana dengan sikap tegasnya dan “bersih”nya, membuat blok diantara warganya. Ada yang pro dan kontra. Dan itulah konsekuensi seorang Ahok yang mencoba menegakkan kebenaran, membawa misi dan visi buat Jakarta dengan hitam putihnya. Memang kalo kita memonitor lewat berita, kita bisa merasakan, seandainya kita yang jadi Ahok. Mau kerja bener tapi malah diserang kanan kiri, dijegal bahkan malah jadi tidak disukai orang orang di sekitarnya.
Sasaran Tembak
Dari kacamata saya pribadi, satu hal yang terberat buat Ahok adalah menjaga konsistensinya sebagai aparat yang bersih sekaligus sebagai anak terang di lingkungannya yang gelap. Orang mungkin banyak yang berencana jahat buat dia. Dan sepertinya ini adalah hal yang jamak, dimana orang baik berada. Mulai sejak manusia diciptakan Tuhan. Seperti apa yang dialami seorang Yusuf yang tertulis di
Kejadian 50:20
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
Bahkan kalau kita lebih detail lagi, Tuhan Yesus sendiri juga telah mengalami hal yang lebih berat lagi. Karena apa yang dilakukannya sehari-hari buat warga sekitarnya, malah DIA mengalami satu hal yang tidak mengenakkan. DIA tidak diterima oleh lingkungannya.
Matius 13 : 57
Lalu mereka kecewa dan menolak DIA. Maka Yesus berkata kepada mereka : Seorang nabi dihormati dimana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya.
Sebenarnya di era jaman sekarang bukan hanya Ahok saja yang mengalami kejadian yang menyesakkan dada, ternyata tanpa kita sadari, kita juga sedang hidup di lingkungan, dimana kita sedang dalam posisi sasaran tembak. Baik itu di lingkungan sekeliling rumah maupun lingkungan pekerjaan, bahkan bisa jadi di lingkungan komunitas gereja sendiri. Karena saat kita bermaksud baik buat orang lain, belum tentu orang di sekeliling kita mengerti akan maksud baik kita. Dari hal sepele bisa menjadi masalah besar. Apalagi kalau sudah dikompori dengan sentiment agama. Sehingga tercipta jurang pemisah yang bisa menimbulkan perpecahan diantara umat manusia.
Matius 13 : 43
Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!
Pertanyaannya sekarang adalah, siapkah kita menjalani hidup di lingkungan yang heterogen dan majemuk dengan konsistensi dan pengandalan sesuai kebenaran Firman Tuhan?
Penulis: Yunias Herman Utomo
Renungan Harian Kejadian 50: 20 | Sasaran Tembak
Baca juga: Renungan Harian Remaja Yakobus 4:11-12 | Fitnah=Hancur