Renungan Harian Ibrani 7: 11-28 | Bergantung kepada Tuhan. Semua orangtua di dunia ini pasti senang memiliki anak mandiri, yang sanggup mengurus dirinya tanpa perlu merepotkan orang lain. Mendidik anak agar tumbuh besar dalam kemandirian adalah tugas berat yang tak bisa ditangani oleh sekolah, termasuk oleh gereja. Kemandirian dapat dimunculkan dari permbiasaan dan lingkungan rumah sekitar tepat tinggal anak. Kemandirian anak adalah tanggung jawab dari orangtua, bukan orang lain.
Dalam menjalani hidup sebagai orang percaya, Tuhan senang jika hidup kita bergantung sepenuhnya keapda-Nya. Sayangnya, manusia cenderung bergantung pada diri sendiri dan mengabaikan pentingnya hidup bergantung kepada Tuhan. Bahkan, untuk hidup dekat kepada Allah pun tak jarang orang beranggapan bahwa hal tersebut dapat dicapai melalui upaya dirinya, yaitu mematuhi peraturan-peraturan agama, inilah yang dikemukakan dalam kitab Ibrani pada nas renungan malam ini. Ayat tersebut membandingkan antara pelayanan para imam agama Yahudi yang menekankan pada ketaatan terhadap hukum Taurat, dengan pelayanan Kristus sebagai Imam besar menurut peraturan Melkisedek, yang di dalam anugerah telah mengurbankan diri-Nya. Jika ketaatan terhadap hukum Taurat tidak dapat membawa orang pada kesempurnaan, maka anugerah Allah di dalam Kristus akan mendekatkan kita kepada Allah.
Singkat kata, bukanlah upaya kita seperti taat terhadap peraturan-peraturan agama, yang akan membawa kita mendekat dan diperdamaikan dengan Allah. Namun, penyerahan diri kita kepada anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Jadi, teruslah tumbuhkan sikap bergantung kepada Tuhan karena itulah yang dapat membawa kita semakin dekat dengan Tuhan. (mkh)
baca juga: Renungan Harian Ulangan 4: 1-10 | Berdoa Karena Dia dekat