Renungan Harian Amsal 30: 1-9 | Dua Godaan. Ada rumah sakit di Jawa Tengah yang punya kebiasaan memberikan uang jasa kepada orang-orang yang mengantarkan korban kecelakaan ke UGD mereka. Direktur yang baru saja menjabat tidak setuju dengan praktik ini. “Mestinya pasien itu dirujuk ke rumah sakit terdekat supaya segera ditolong. Jangan sampai karena tergiur oleh uang jasa, korban itu malah lebih menderita karena diantar ke sini,” katanya. Karena itu, dia menyetop praktik memberikan jasa.
Kebijakan barunya ini sempat ditentang oleh beberapa stafnya. Mereka khawatir jumlah pasien rumah sakit akan menurun drastis. Dan memang benar. Selama beberapa bulan, jumlah pasiennya menurun. Namun seiring dengan perbaikan pelayanan, masyarakat kembali berbondong-bondong memeriksakan diri ke rumah sakit. Sekarang rumah sakit itu termasuk ternama di kotanya.
Dua Godaan
Biasanya kita cepat mengiyakan bahwa kekayaan yang berlebihan dapat menjadi godaan untuk melupakan Tuhan. Kita mengandalkan kekayaan sebagai sandaran kekuatan.
Namun, bagaimana dengan kemiskinan? Dapatkah kemiskinan itu dapat merusak hubungan kita dengan Tuhan? Bisa saja. Saat miskin kita mudah tergoda untuk melakukan hal yang lebih mudah, ketimbang taat pada Tuhan. Lebih memilih jalan pintas, daripada ikut seturuut dengan jalan kebenaran.
Itu sebabnya penulis Amsal memohon supaya diberi kesempatan untuk menikmati berkat Tuhan pada hari itu. Hal ini yang sering kita lewatkan. Karena sibuk bekerja keras untuk mengejar uang, kita kadang malah tidak sempat mensyukuri rahmat yang sudah kita terima. Atau bisa juga karena merasa hidup berkekurangan, maka kita kadang mengabaikan kebaikan Tuhan yang kita terima. Bersyukur untuk anugerah-Nya yang senantiasa cukup (band. Flp. 4: 12-13) adalah sikap orang yang berhikmat. [Purnawan] (Renungan Harian Amsal 30: 1-9 | Dua Godaan)
Baca juga: Renungan Harian Remaja 1 Timotius 6: 2b-10 | Uang Rp.900.000,-