Renungan Harian 1 Korintus 3: 1-9 | Dipilih Tuhan. Tahun 2008 lalu, Huang Meihua harus kehilangan kedua kakinya akibat bencana gempa bumi di Wenchuan. Beberapa jam setelah tragedi tersebut, Huang ingat kalau dirinya diselamatkan dengan menggunakan helikopter dan dibawa ke rumah sakit. Dan karena pengalaman itulah, Huang ingin menjadi seorang pilot. Beruntung, setelah ia pulih, Huang mendapat tawaran khusus penerbangan selama tiga minggu dari sebuah akademi penerbangan di Vancouver, Kanada.
Dipilih Tuhan
Di sana, Huang akan belajar sejumlah teknik dasar penerbangan dan mengikuti kelas pelatihan terbang selama 10 jam. Setelah kursus 3 minggu, ia akan mengikuti uji komprehensif untuk memeriksa kondisi fisik dan akademiknya sebagai syarat bisa tidaknya ia terbang. “Karena sekolah tersebut sudah memilihku, aku percaya aku mampu melakukannya,” kata Huang. “Banyak orang yang punya mimpi-mimpi yang sulit, tapi ada banyak hal yang bisa dicoba di hidup ini.” Huang baru berusia 11 tahun ketika gempa bumi melanda desanya di Beichuan. Dia terkubur di bawah reruntuhan gedung sekolah. Baru beberapa jam kemudian, ia berhasil dselamatkan meski kedua kakinya harus diamputasi.
Sekolah penerbangan tersebut memilih Huang, jelas karena wanita tersebut dinilai mumpuni, bisa menjadi pilot nantinya, ia memenuhi persyaratan, dan seterusnya. Mari renungkan sejenak, jika diminta memilih tim kerja, orang macam apa yang akan Anda pilih? Apakah kita akan memillih orang yang payah, yang tidak disiplin, tidak becus, tidak berkomitmen? Tentu tidak. Kita pasti akan memilih pribadi yang oke.
Kita adalah kawan sekerja Allah, berarti Anda dan saya dipandang-Nya sebagai individu yang berkualifikasi, yang cakap, yang punya segudang potensi. Jika kita sudah dipercaya, mari jangan kecewakan Dia. Percayalah, raksasa di depan kita tidak pernah lebih besar dari Tuhan yang ada di dalam diri kita. IS (Renungan Harian 1 Korintus 3: 1-9 | Dipilih Tuhan)
Baca juga: Khotbah Kristen Nehemia 1:1 – 2:5 | Mencintai Bangsa Indonesia