Renungan Filipi 4: 13 | Tekanan. Begitu kuat tekanan yang dihadapi dalam masa-masa kesulitan ekonomi seperti sekarang ini bisa jadi sebagai alasan banyak orang untuk berbuat nekad. Bahkan karena merasa tidak lagi saling mendukung di dalam rumah tangga, membuat banyak orang semakin frustasi. Suami tidak lagi berkomunikasi dengan baik dengan istri dan sebaliknya. Dan ini menimbulkan keributan yang tidak ada ujung pangkalnya. Seperti layaknya guci keramik yang pecah berantakan, sulit untuk dipersatukan kembali.
“Seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang, sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok air dari dalam bak.” (Yesaya 30 : 14)
Berkaca dari kejadian-kejadian di sekeliling kita yang jauh dari Kasih Tuhan , bersyukur sekali, klo kita adalah anak-anak ALLAH yang memiliki Roh Kudus, sehingga setiap langkah dan tindakan yang akan kita lakukan, senantiasa dikontrol oleh-Nya. Tuhan mengajarkan kepada kita, sekecil apapun dosa yang kita lakukan, kita harus segera bertobat dan minta pengampunan. Pergumulan hebat apapun yang sedang kita hadapi, jangan pernah ambil putusan, saat sedang dalam kondisi emosi. Biarkan hati kita tenang terlebih dahulu. Karena dalam situasi tenang, Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita.
Seperti Firman Tuhan katakan: “Sebab beginilah Firman Tuhan ALLAH, Yang Maha Kudus, Allah Istrael : Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu”
Kita mungkin masih berbuat dosa, kita mungkin tidak lepas dari pencobaan,kita mungkin tidak lepas dari kekuatiran, kita mungkin tidak lepas dari masalah. Tapi satu hal yang harus kita percayai, ada tangan Tuhan yang senantiasa pegang erat tangan kita dan tidak akan pernah dilepaskan. Sehingga kita akan berkata kepada dunia. “Segala perkara dapat kutanggung di dalam DIA yang memberi kekuatan kepadaku” (Renungan Filipi 4: 13 | Tekanan)
Penulis: Yunias Herman Utomo