Renungan Anak Pengkhotbah 3: 1-15 | Ada Waktunya. Patrik nilai-nilainya jelek karena malas belajar. Untuk memotivasinya belajar, teman-temannya berusaha membantunya dengan belajar kelompok. Patrik mau, tapi dengan setengah hati. Sore itu mereka semua belajar bersama di rumah Zelda, namun Patrik datang terlambat. Saat teman-temannya sibuk belajar, Patrik justru asik bermain dengan tabletnya.
“Ini anak mau ujian kok malah mainan di tablet,” tegur Nita. “Iya, nih Patrik. Ayo belajar, nanti nilaimu jelek dan tak naik kelas lho,” sahut Kukuh. “Kalian aja yang belajar, aku belajarnya nanti saja,” jawab Patrik sambil lalu. Teman-teman lainnya berusaha menasihati, namun Patrik tidak peduli. Akhirnya ujian kenaikan kelas tiba. Rekan-rekan belajar kelompoknya bia dengan baik dan tenang mengerjakan setiap soal mata pelajaran yang diujikan. Sedang Patrik kebingungan dan cemas. Saat penerimaan rapor, teman-temanya naik kelas, Patrik tinggal kelas karena malas belajar. Patrik menyesal, tapi penyesalannya sudah terlambat.
Adiik-adik, setiao anak boleh bermain sepuasnya, karena masa-masa kalian memang masa untunk bermain dan belajar. Namun, ingat segala sesuatu ada waktunya. Kalau memang waktunya belajar, belajarlah dengan serius. Waktunya main, mainlah sepuasnya. Jangan dibolak-balik atau malah dicampur aduk. Biasakan untuk tahu prioritas, buat jadwal kegiatanmu, dan yang paling penting kuasai dirimu sendiri. Anak yang rajin belajar pasti selalu ada waktu untuk bermain, kalau bisa mengatur waktunya dengan baik. Buat hati Tuhan, papa, mama, dan orang-orang sekelilingmu senang karena kamu bisa membagi waktu dan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan waktunya. Penyesalan selalu terlambat sehingga jangan pernah meremehkan didikan dan nasihat. (Renungan Anak Pengkhotbah 3: 1-15 | Ada Waktunya)
baca juga: Renungan Harian 1 Samuel 17: 37-39 | Perlindungan Kasat Mata