Renungan 9 Nov 2021: Kisah Para Rasul 8: 4-25 (Uang Bukan Segalanya)

Renungan Kisah Para Rasul 8: 4-25 (Uang Bukan Segalanya). Yustinus yang berasal dari Samaria, berkata bahwa Simon si Tukang Sihir lahir di desa Gita.  Di Samaria dan Roma, Simon dianggap bersifat ilahi.  Bahkan, pemuja-pemujanya di Roma telah membuat patung dengan tulisan berukir Simoni Deo Sancto (Simon Allah yang Kudus).  Patung ini didirikan untuk dewa orang Sabin, yang namanya Semo Sancus. Tampaknya, pengikut Simon memanfaatkan tulisan itu.

Uang Bukan Segalanya

Dengan sekilas kisah di atas, tampaknya, ketika Simon menawarkan uang kepada Petrus, sedang meng-up-grade kuasa sihirnya dengan Roh Kudus, kuasanya, kuasanya, dan pengikutnya semakin bertambah “karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya”.  Dengan demikian, meski sudah dibaptis, Simonhartikan berbagai mukjizat yang telah dibuat para rasul.  la mutu dibaptis motivasinya keliru karena tidak meninggalkan profesinya sebagai sisa.  Karena motivasinya yang keliru, dengan tegas Petrus menegur, “Binasalah uangmu itu bersama dengan kira, karena menyangka, bahwa engkau dapat membeli hadiah Allah dengan uang. Andaikan saat itu Petrus menyetujui tawaran Simon, akhimya 2 orang mengalami kejatuhan.  Menjadi benar-benar tepat. Petrus menjadi hamba Tuhan yang gampangan karena pelayaannya dapat dinilai dengan uang.

Karena itu, luruskanlah dan tuluskanlah hati kita saat beribadah kepada Tuhan. Jangan pernah menyimpang dari kebenaran tetapi berjalanlah dalam kebenaran. Sesuai dengan kebenaran kita dengan kebenaran Tuhan.  . Jangan mengeraskan hati dan pikiran dengan kemauan sendiri. Jangan menggunakan uang kita untuk mengatur hamba Tuhan. Jangan merendahkan orang lain karena uang kita banyak. (pam)