Renungan 1 Raja-Raja 21: 1-19 (Kekerasan Struktural). Kekerasan struktural adalah kekerasan yang dilakukan individu atau kelompok dengan menggunakan sistem, hukum, ekonomi, atau kebiasaan-kebiasaan masyarakat sehingga sulit dikenal dan dikenal tetapi dapat dirasakan. Dampak ini berdampak menimpangkan sumber daya, pendidikan, pen- dapatan, kepandaian, keadilan, dan keputusan serta memengaruhi fisik dan jiwa seseorang. Biasanya, tindakan kekerasan ini adalah keputusan pemerintah atau pengambil keputusan karena berwewenang membentuk atau mengubah struktur dalam masyarakat.
Kekerasan Struktural
Dengan penjelasan di atas, Izebel pernah melakukan kekerasan struktural. Korbannya adalah Nabot. Setelah Izebel membuat surat keputusan, kami mengajukan 2 saksi palsu. Mereka ber- kata, “Nabot mengutuk Allah dan raja” sehingga mereka merajam Nabot sampai mati. Setelah ke- matiannya, dua saksi itu menyuruh seseorang untuk melaporkan kabar ini kepada izebel.
Dari kekerasan ini ada beberapa hal yang dapat diambil. Pertama, fitnah terhadap Nabot sudah dilancarkan Izebel karena Ahab gagal mendapatkan kebun anggur Nabot meski Ahab ingin menukarnya dengan kebun anggurnya sendiri atau uang. Kedua fitnah yang dilontarkan sangat sensitif sehingga menyulut emosi karena melibatkan isu agama dan pengawasan terhadap raja. Ketiga, Izebel kontrol dan culas saat mempraktikkan kekuasaan. Ahab lemah dan membiarkan istrinya melakukan kesalahan. Keempat, motif ekonomi sehingga membutakan nurani sehingga tidak mempedulikan nyawa seseorang melayang, Dari kasus Nabot dan Ahab ini, tampaknya motif ini sangat dominan.
Karena itu, kenakanlah nurani saat berbisnis. bekerjalah lebih keras untuk mendapatkan keuntungan tetapi caranya benar. Syukurilah atas semua milik Anda hingga detik ini. (bud)