Renungan 1 Tawarikh 22: 1-7 (Berani Percaya). Meski membenci Matematika dan memutuskan berjualan kue, saya tetap harus bertemu dengan hitung-hitungan. Mau tidak mau, saya harus pandai berhitung supaya penggunaan bahan-bahan dapat disesuaikan dengan kebutuhan kue pesanan. Namun, ada hal yang ternyata tidak boleh dihitung dalam Alkitab. Apa itu?
Dalam perikop menghitung untuk mengetahui jumlah orang Israel adalah jahat di mata Allah? Jawaban dari pertanyaan di atas tidak lepas dari peristiwa ketika Allah membawa Abraham keluar rumah dan memperlihatkan kepadanya bintang-bintang di atas langit dan menyuruhnya supaya menghitung. Ini berarti Allah menjanjikan keturunan yang tak terhitung banyaknya kepada Abraham. Dengan demikian menghitung jumlah Israel adalah tindakan yang jahat di mata Allah karena hal itu berarti meragukan dan tidak mempercayai janji Allah. Memang dalam Bilangan 1, Musa pernah menghitung jumlah Israel. Namun, perhitungan itu dilakukan atas perintah Allah. Jadi, perhitungan waktu itu bukan dalam rangka meragukan janji Allah, bukan sesuatu yang jahat di mata Allah.
Berani Percaya
Dari hal ini harusnya kita bisa belajar 1) Tuhan ingin kita mengimani janji-Nya tanpa ragu, 2) jika kita tidak percaya dan sedikit saja meragukan janji-Nya, hidup kita sudah tidak lagi berkenan di hadapan-Nya. 3) biarlah janji yang sudah digenapi menunjukkan kebesaran Tuhan kita. Untuk itu, janganlah ragu untuk bersaksi tentang hal itu.
Mari hari ini, kita teguhkan hati kita bahwa Tuhan pasti menggenapi janji-Nya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Tugas kita berdoa, berusaha dan beriman. Janganlah iman kita semakin lama semakin luntur dan menjadi batu sandungan.