Renungan-2-Korintus-6-1-10-(Cara-Hidup-Orang-Yang-Diutus)
Renungan-2-Korintus-6-1-10-(Cara-Hidup-Orang-Yang-Diutus)

Renungan 2 Korintus 6: 1-10 (Cara Hidup Orang Yang Diutus)

Renungan 2 Korintus 6: 1-10 (Cara Hidup Orang Yang Diutus). Dalam Alkitab, setiap orang yang mau mengikut Yesus harus menyangkal diri, memikul salib setiap hari dan mengikut Yesus (bdk. Mat. 16:24; Mark. 8:34; Luk. 9:23; Lihat. Ibrani 12:2). Bahkan Yesus pernah menegaskan bahwa, “barangsiapa yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku” (Luk. 14:27) atau “tidak layak bagi-Ku” (Mat. 10:38).

Dengan demikian, sebagai orang Kristen, kita harus mengesampingkan atau melupakan keinginan serta kesenangan diri sendiri dan mengikut Yesus setiap hari dengan pikiran, “sampai matipun bahkan sampai mati disalibkan saya tidak akan mundur untuk mengikut Yesus.” Yesus bukan hanya mengajarkan kepada kita tentang bagaimana seharusnya orang yang diutus hidup.
Tetapi Ia sendiri telah memberikan contoh dan teladan yang hidup tentang bagaimana seharusnya kehidupan seorang yang diutus sampai akhir.

Yesus Kristus sendiri telah diutus oleh Bapa untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang (Mat. 20:26-28; Mrk. 10:45) dan Ia telah menggenapi misi-Nya itu dengan mati di atas Kayu salib dalam ketaatan dan kesetiaan yang penuh kepada Bapa (Sudah Selesai/ tetelestai – Yoh. 19:28). Sebagaimana Yesus telah diutus untuk melakukan kehendak Bapa, demikianlah sekarang kita sebagai orang Kristen, diutus untuk melakukan kehendak Allah (Yoh. 17:18). Kita adalah utusan-utusan Kristus (2 Kor. 5:20a). Hari ini kita akan belajar bersama bagaimana cara hidup orang yang diutus berdasarkan 2 Kor. 6:1-
10.

Pertanyaan Penyelidikan

1. Mengapa Paulus menasihatkan Jemaat Korintus agar “jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima?” (6:1) Apakah ini berarti jemaat Korintus pernah menyia-nyiakannya? Apakah saja perbuatan menyia-nyiakan kasih karunia Allah yang jemaat Korintus telah lakukan? (Lihat 6:11-18)

a. Apa maksudnya, “jangan membuat menjadi sia-sia?” lalu Apa artinya “menyia-nyiakan kasih karunia Allah”?
b. Apa saja yang telah dilakukan oleh Allah kepada mereka? (lih. 5:17-21)
c. Mengapa “kasih karunia Allah” ini tidak boleh disia-siakan?

2. Apa yang dimaksud “hari ini”? apa saja yang terjadi pada “hari ini” berdasarkan 6:2? Setelah mengetahui apa yang telah terjadi pada “hari ini”; Apa yang harus kita lakukan pada “hari ini”? mengapa hal itu tidak boleh ditunda-tunda “sebentar” atau “esok hari”? (band. 2 Kor. 7:1)

3. Bagaimana cara Paulus dan Timotius hidup agar pelayanannya tidak dicela? Apa yang dimaksud, “dalam hal apapun tidak memberi sebab orang tersandung”? (6:3)

4. Bagaimana cara Paulus dan Timotius menunjukkan bahwa mereka adalah pelayan Allah? (6:4-10) prinsip- prinsip apakah yang mereka lakukan? Coba urutkan dan jelaskan satu persatu apa arti semuanya itu?

 

Pertanyaan Aplikasi

1. Yakinkah saudara bahwa saudara adalah orang-orang yang diutus? Apa alasan saudara?

2. Apa saja kasih karunia Allah yang telah saudara terima? Bagikanlah!

3. Hal-hal apa saja yang disebutkan dalam ayat-ayat di bawah ini yang telah saudara tunjukkan dari diri saudara?
a. ayat 4
b. ayat 5
c. ayat 6
d. ayat 7
e. ayat 8
f. ayat 9
g. ayat 10

4. Apa saja hal-hal yang dapat menjadi batu sandungan dalam pelayanan?

5. Bagaimana cara saudara untuk menunjukkan kepada orang lain (teman, saudara, keluarga, tetangga, orang asing) bahwa saudara adalah seorang Hamba Tuhan?

6. Apakah saudara siap melayani Tuhan “hari ini”, sekalipun dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, menanggung dera, dalam penjara, kerusuhan, bahkan dalam ancaman kematian, dll.? Mengapa?

 

Ayat Mas:

2 Kor. 6:3-4a (TB)
“Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah.”

2 Kor. 6:3-4a (FAYH)
“Kami berusaha hidup demikian rupa, sehingga tidak seorang pun akan merasa tersinggung dan tingkah laku kami tidak akan menghalangi orang mencari Tuhan, supaya tidak seorang pun dapat mencela kami dan menyalahkan Tuhan. Sebenarnya, apa pun yang kami lakukan, kami berusaha membuktikan bahwa kami benar-benar pelayan Allah.”

 

Penulis: Frerianus Erwin

Leave a Reply