Renungan Galatia 5: 22-23 (Sikap Yang Seharusnya). Klien adalah “raja”. Namun, tetap saja mengesalkan ketika ada “raja” yang berlaku menyebalkan. Perlu trik tersendiri untuk membuat Si “Raja” senang, dan urusan pun lancar. Menghadapi tipe Si Pemarah, Anda dituntut sabar semarah apa pun ia. Jangan memotong ucapannya karena itu akan membuatnya tambah meledak. Tunggu sampai ada jeda, baru bicara. Kemukakan pembelaan Anda secara diplomatis. Gunakan kalimat yang mudah dimengerti, turunkan nada suara Anda. Setelah Anda menjelaskan duduk persoalannya, beri ia solusi. Hindari menggunakan kata saya tapi kami. Hal ini agar Anda terlalu sakit hati karena kemarahan klien bukan ditujukan pada Anda secara pribadi.
Sikap Yang Seharusnya
Karakter klien atau customer memang menjadi tantangan tersendiri bagi kita, terkhusus yang berada di garda depan alias customer service. Salah bersikap bisa berdampak buruk. Salah merespons bisa menimbulkan persoalan baru. Lalu bagaimana sikap kita yang seharusnya kala menghadapi klien yang rewel? Sabar, lemah lembut, dan menguasai diri adalah langkah yang tepat.
Namun ketiga hal tersebut hanya bisa kita lakukan sesaat jika kita tidak menjadikannya sebagai diri, mengingat ketiga hal itu adalah buah dari hidup di dalam Kristus. Jadi, untuk berbuah ketiga hal itu bahkan seperti yang dituliskan dalam nats, kita harus hidup seturut kebenaran Kristus. Kemudian, Roh Kudus yang ada di dalam diri kita akan menolong kita untuk mengubah karakter kita.
Mari serahkan diri ke dalam tangan Tuhan dan hiduplah di dalam kebenaran-Nya, kita akan dimampukan untuk menjalani hidup ini dengan sabar, lemah lembut, dan pengendalian diri.