Renungan Harian Matius 6: 19-34 (Who Is My Boss?) Pada umumnya, orang bekerja untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, biaya transportasi, menyekolahkan anak, dll. Namun ada juga orang yang bekerja untuk menaikkan status sosialnya atau sarana aktualisasi diri. Mari renungkan! Jika tujuan bekerja hanya untuk menghasilkan uang, berarti tak salah jika seseorang menghalalkan segala cara. Jika tujuannya sebagai sarana aktualisasi diri, berarti kita bisa melakukan pekerjaan apa pun sesuai keinginan diri sendiri. Sedangkan, jika tujuan bekerja untuk mencari ketenaran, berarti menjegal rival yang lebih popular tak masalah. Bila demikian, bukankah itu sama saja kita menjadikan pekerjaan sebagai ‘tuhan’ dalam hidup kita?
Who Is My Boss?
Salah satu topik dari khotbah Yesus di bukit adalah mengumpulkan harta. Pada bagian ini, Yesus mengingatkan bahwa tak seorang pun dapat mengabdi kepada 2 tuan, yaitu Allah dan mamon. Kata “tuan” menunjukkan sesuatu yang mengandung kuasa (otoritas) untuk menguasai, memimpin dan mengarahkan kehidupan seseorang, itu artinya uang (mamon) bisa menjadi “tuan” atas hidup kita sehingga tak heran bila banyak orang hidupnya menyimpang dari firman-Nya demi memperoleh harta yang fana.
Untuk itu Yesus mau fokus kita bekerja adalah Dia, bukan uang atau hal yang lainnya. Ciri orang demikian, ia tak akan mudah tergiur dengan materi karena ia menyadari bahwa Tuhan yang memelihara hidupnya dan susah payahnya tak akan menambahinya (bdk. Ams. 23: 4).
Who is your Boss? Manusia hidup memang butuh uang tetapi berkat Tuhanlah yang membuat kita bisa menikmati hidup. Jadi, mengabdilah kepada sang sumber berkat, Yesus Kristus. (sam)