Renungan Harian Keluaran 20: 1-6 (Memper-ilah Pekerjaan). Jepang dikenal dengan istilah karoshi atau diterjemahkan sebagai kematian akibat kerja yang berlebihan. Surveipada 2004 dari International Labour Organization menemukan bahwa lebih dari 6 juta orang Jepang bekerja rata-rata lebih dari 60 jam per minggu. Tetsunojo Uehat, ahli medis mendefinisikan karoshi sebagai kondisi ketika seseorang menjalani proses kerja yang tidak sehat secara psikologis dan dilanjutkan dengan cara mengganggu ritme kehidupan normal. Bila diungkapkan lebih khusus, karoshi adalah bekerja tanpa henti dan tidak ada keseimbangan dalam hidup.
Kemampuan untuk bekerja adalah karunia yang luar biasa, tetapi apakah kita harus mengagungkannya dengan menjadi work a holic? Sebagai pekerja kristiani, kita harus bisa membedakan antara work a holic dengan bekerja keras, supaya kita tahu bahwa diri sendiri tidak sedang memperilah pekerjaan alias menjadikan pekerjaan sebagai nomor satu di dalam hidup. Terhadap orang yang menomorsatukan pekerjaan atau apa pun selain Allah, Dia tidak berkenan. Hal ini tertulis jelas dalam Taurat-Nya, yang kita kenal dengan Kesepuluh firman. Kita tahu, orang yang tak berkenan di hadapan Allah, hidupnya tak akan diberkati Allah. Padahal berkat daripada- Nyalah yang menjadikan kita kaya (bdk. Ams. 10:22). Singkatnya, sekeras apa pun usaha kita itu semua hanya sia-sia.
Hari ini, mari cek diri sendiri! Apakah kita masih punya waktu untuk berdoa, membaca firman Tuhan, ke gereja, berkumpul dengan keluarga, berkumpul dengan teman-teman, dan melakukan hobi kita? Jika tak bisa melakukan itu semua berarti kita sudah mengilahkan pekerjaan. Bekerjalah dengan bijaksana supaya kita dikenan Allah. (ark)