Renungan Wahyu 2: 9-10a (Kaya versi Yesus). Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -namun engkau kaya – dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian; sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita. (Wahyu 2:9-10a).
Majalah bisnis dan finansial terkenal Amerika yang didirikan pada 1917 oleh B.C Forbes selalu merilis daftar orang terkaya dunia. Ditengah pandemi dan krisis ekonomi Forbes mencatat Jeff Bezoz, CEO Amazon menjadi orang terkaya tahun 2020 dengan kekayaan 113 Miliar Dollar A.S mengalahkan Bill Gates dan Warren Buffet. Uang menjadi satu-satunya indikator untuk seseorang bisa msuk kedalam daftar bergengsi tersebut.
Kaya versi Yesus
Dalam kitab Wahyu ada satu kota yang jemaatnya dipuji Tuhan karena kekayaannya. Nama kota itu adalah Smirna yang merupakan salah satu kota pelabuhan 35mil sebelah utara kota Efesus. Kota yang sekarang bernama Izmir di negara Turki ini pada masa kekuasaan Romawi, mendapat pujian dari Tuhan Yesus. Kota ini merpakan salah satu kota yang paling maju di Asia kecil karena sudah memiliki jalan raya yang lebar serta, teater, perpustakaan yang megah. Tetapi jemaat mengalami paling tidak tiga tekanan yang hebat:
- kesusahan secara politik
- kesusahan secara ekonomi
- tekanan penjajah Roma
Penganiayaan yang menimpa jemaat Smirna justru membuat gereja ini memiliki iman yang teruji, kemiskinan karena tekanan orang-orang Romawi yang membuat mereka menjadi warga kelas dua justru dipandang Allah sebagai kekayaan. Mengapa Allah mengizinkan penganiayaan dan kesulitan itu terjadi. Ada tiga hal yang bisa kita pelajari yaitu:
- Hidup Tuhan Yesus menjadi nyata dalam dirimu (2 Kor 4:7-10)
- Mengerjakan kemuliaan kekal (2 Kor 4 : 16-18)
- Memperlengkapi, meneguhkan dan menguatkan 1 Pet 5:10.
Penilaian manusia sungguh berbeda dengan penilaian Tuhan Yesus. Jemaat Smirna yang jelas-jelas menderita dan kesusahan justru dikatakan kaya. Mengapa? Karena mereka mereka memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, mereka setia mengiring Tuhan (tidak mau sujud menyembah Dewa-dewa) dan bagi Yesus itu adalah kekayaan yang teramat besar. Justru oleh kelemahan kuasa Kristus menjadi nyata. Ditengah kondisi pandemi seperti ini mari kita setia mengiring Tuhan dan terus setia sampai akhir. Pesan Tuhan jangan takut terhadap penderitaan! Maranatha. Tuhan Yesus berkati.
Penulis: Ayub Simanjuntak