Renungan Matius 10:34-42 | Memberi Dalam Kelemahan. Di suatu sore di musim liburan kampus, saya membaca sebuah buku rohani. Disalah satu halaman buku itu tertulis“ pemberian yang terbaik adalah pemberian yang menyakitkan hati si pemberi”. Awalnya saya tidak paham, namun akhirnya Roh kudus menerangi saya bahwa. Bapa, dengan kasih-Nya yang amat dalam kepada manusia rela memberikan putra-Nya yang tunggal untuk kita. Tindakan kasih-Nya membuat Bapa sakit, namun juga menyukakan hati-Nya karena melalui apa yang Bapa beri, dapat menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan.
Pembelajaran ini terus meyakinkan saya. Bahwa nyawa-Nya saja Dia berikan, terlebih apa yang kita doakan dan pergumulkan. Hal ini mendorong saya untuk tidak perlu khawatir dalam memberi, selagi itu untuk pekerjaan Tuhan. Firman Tuhan ini menguatkan saya di bulan Juni 2019 ini, dimana dua sahabat saya, seorang Fulltimer di sebuah gereja dari luar kota datang ke kota saya di sore hari. Dari pagi mereka belum makan, maka sayapun mengajak mereka makan dan saya membayar pesanan mereka dalam kelemahan saya. Bergumul karena tabungan itu untuk saya pakai keperluan lain. Saya bergumul namun Firman Tuhan yang selalu menang.
Memberi Dalam Kelemahan
Dalam ayat ini, Dia memberi tahu kita bahwa Tuhan Yesus sangat menghargai hal sekecil apapun bagi anggota tubuh-Nya yang melayani-Nya. Termasuk air sejuk secangkir. Kapan upah itu akan diberikan? Ia akan memberikannya di zaman yang akan datang (Lukas 14:14). Adalah suatu sukacita kepada mereka yang melayani dan mereka yang dilayani. Mereka yang melayani, harus sadar bahwa Bapa memelihara mereka, dan mereka yang memberi sekecil apapun itu, maka Bapa akan membalasnya kepadamu. Melihat dua teman saya yang dahulu kita bersama-sama melayani, sedangkan sekarang saya memutuskan untuk bekerja. Sudah selayaknya saya berkontribusi kepada mereka yang tetap setia melayani Tuhan sepenuh waktu bagi pekerjaan Tuhan, bagi pembangunan Tubuh Kristus.
Bila kehidupan kita terlebih sering meminta berkat Tuhan, namun tidak pernah memberi bagi pekerjaan Tuhan. Maka janganlah menunggu Tuhan memberkati berlimpah. Mulailah disaat kondisi kamu lemah, karena hal kecil yang kita berikan, tidak akan Tuhan tolak. Asal disertai dengan tulus. Biarlah Firman-Nya yang manis berkata kepada Saudara bahwa “sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya”. (Renungan Matius 10:34-42 | Memberi Dalam Kelemahan)
Penulis: Pambudi