Renungan Harian Remaja Yesaya 49: 14-26. Ruthy tersenyum manis saat membaca kata-kata: “Jangan lupakan aku ya, Ruth…bila nanti kamu meninggalkan asrama ini, salam dari Irma”, “Don’t forget me, Ruth! Aku harap kamu mengingat aku…temanmu yang paling caem ini, Lina”.
Kemana pun kamu khan melangkah, bawalah doaku bersamamu…aku yang selalu mengingatmu, Vivi” Kata-kata ini ditemukannya dalam buku kenangan saat perpisahannya diasrama dulu. Ruthy sadar bahwa banyak juga teman-temannya yang telah ia lupakan walaupun jujur sebenarnya ia tidak berniat melupakannya. Inilah keterbatasan manusia. Lupa!
Lupa
Keterbatasan manusia yang satu ini ada yang disengaja, tetapi ada juga yang terjadi secara alami. Akibat waktu yang cepat berubah, banyak orang telah melupakan teman-teman masa kecilnya. Karena kondisi hidup yang tidak memungkinkan, banyak juga orang yang telah melupakan sahabat-sahabat yang pernah dicintainya.
Banyak sekali bentuk dari lupa yang sebenarnya mengiris hati dan membuka kenangan yang mengharukan bila diingat.
Firman Tuhan hari ini membimbing kita dengan dua sisi bimbingan. Disatu sisi Tuhan menjamin, bahwa Dia adalah Tuhan yang tidak akan melupakan kita. Dia selalu mengingat kita bahkan melukiskan kita pada telapak tanganNya.
Artinya, kita tidak hanya diingat, tapi kita juga ada pada genggaman tanganNya. Di sisi yang lain, Tuhan mengajari kita untuk menjadi pribadi sepertiNya yang tidak mudah melupakan siapa pun, terutama orang-orang yang membutuhkan kasih dari kita, baik itu teman/sahabat, bahkan orang-orang yang dibuang oleh orang lain maupun terbuang dari masyarakat.
Sahabatku, mari kita belajar menjadi pribadi yang tidak mudah melupakan kasih dan perbuatan baik orang lain, minimal mengingatnya walau hanya melalui doa-doa kita! Jika kita menjadi pribadi yang mudah melupakan kasih dan perbuatan orang lain, maka bagaimana dengan kebaikan Tuhan? Apakah ktia juga melupakannya? Oh, tida… karena itu, jangan melupakan siapa pun! (Renungan Harian Remaja Yesaya 49: 14-26 | Lupa)
Baca juga: Renungan Harian Remaja Yohanes 13: 1-20 | Kerendahan Hati