Renungan Harian Mazmur 77: 1-12 | Menemukan sandaran. Istriku Mercy, terbaring di ranjang rumah sakit, berjuang dengan sakit parah karena sel kanker menyebar ke seluruh tubuhnya. Meskipun kondisinya demikian, dia menikmati mendengar dan menyanyikan lagu-lagu rohani Kristen. Dia menyandarkan kepalanya di atas meja dekat tempat tidur sambil mendengarkan musiknya. Dia juga mendoakan teman-temannya sesama pasien.
Mercy sangat suka menyanyikan sebuah lagu, yang mengajak kita untuk datang kepada Yesus ketika kita lelah dan bersandar kepada-Nya untuk beristirahat. Mercy memberi tahuku bahwa ia merasakan penghiburan yang luar biasa ketika bersandar kepada Yesus – seperti lirik lagu itu. Pada 17 September 2005, ia menyandarkan kepadanya di tanganku. Napasnya melambat saat ia memasuki rumah surgawi untuk istirahat abadi.
Meskipun kematiannya membuat aku dan keluarga serta para sahabat merasa hampa, aku bersyukur kepada Allah atas kesaksian Mercy. Dia bisa tetap tenang dan bernyanyi bahkan saat ia melalui kematiannya. Kesaksian yang penuh iman seperti itu adalah hasil dari pengalamannya bersandar kepada Yesus. Kehidupannya dan kematiannya terus memberikan harapan kepada semua orang yang mengenalnya. (T. G. Johnson)