Renungan-Harian-Lukas-10-25-37-Kacamata-Apa
Renungan-Harian-Lukas-10-25-37-Kacamata-Apa

Renungan Harian Lukas 10: 25-37 | Kacamata Apa?

Renungan Harian Lukas 10: 25-37 | Kacamata Apa? Cerita tentang seorang Samaria yang menolong seseorang yang telah dirampok dan dipukul oleh para penyamun adalah sebuah kisah menarik yang dipakai oleh Tuhan Yesus untuk mengajarkan seorang ahli Taurat yang datang kepada_Nya untuk maksud membenarkan dirinya.

Ada 4 jenis orang yang disebutkan oleh Tuhan Yesus yang melihat orang ini dan menunjukkan sikap yang berbeda.

Orang pertama adalah penyamun-penyamun. Mereka tidak hanya merampok dia, tetapi mereka juga memukul dia, dan bahkan membiarkan dia berada di jalan itu tanpa apapun dengan kondisi yang begitu memprihatinkan.

Orang kedua adalah imam, yang melihat orang itu, tetapi meninggalkan dia dan membiarkannya begitu saja dengan menyeberang lewat jalan yang lain.

Orang ketiga, seorang Lewi, ia pun meLihat orang yang dirampok dan dipukul itu, tetapi ia terus berjalan melewati orang itu.

Dan orang yang keempat adalah seorang Samaria, ketika ia melihat orang itu tergeraklah hatinya oleh belaskasihan, ia pergi kepadanya membalut lukanya, menyiraminya dengan minyak dan anggur, menaikannya ke atas keledai lalu membawa ke penginapan dan merawatnya. Ia pun siap menanggung seluruh biaya dari orang perawatan dan penginapan orang ini.

 

Kacamata Apa?

Dari cerita ini, dapat dipelajari bahwa hati dan sikap ketiga orang yang pertama yakni penyamun, seorang imam dan seorang Lewi adalah gambaran dari sikap hati manusia yang telah cemar oleh dosa.

 

Manusia lebih suka melukai, menghakimi, merampas, meninggalkan, dan membiarkan orang Lain begitu saja tanpa ada belaskasihan. Semua itu mereka Lakukan sebab mereka tidak lagi memandang sesamanya sebagai pribadi yang segambar dan serupa dengan Allah.

Mereka melihat sesamanya dengan KACAMATA DOSA, itu sebabnya hati dan sikap mereka lebih cenderung berpusat pada hal-hal yang jahat. Sedangkan, apa yang dilakukan oleh seorang Samaria ini adalah gambaran yang sebetulnya merujuk pada apa yang Yesus lakukan bagi kita, ketika kita berdosa dan berada di dalam kondisi yang sebetulnya buruk karena dosa kita,

Ia tetap memandang kita di dalam KACAMATA KASIH ALLAH, Ia memandang kita yang begitu buruk dan jahat sebagai Ciptaan yang segambar dan serupa dengan Allah. Itulah sebabnya,

Yesus telah mati dan menanggung segala resiko supaya kita dapat kembali memiliki gambar dan Rupa Allah yang kudus dan mulia yang sebelumnya telah rusak akibat dosa.

Berkat penting bagi kita dari cerita ini adalah tentang KACAMATA apa yang kita pakai selama ini??

 

Kacamata KASIH ataukah DOSA?

 Ampuni saya Tuhan Yesus kalau selama ini saya  hanya memandang orang lain, siapapun itu dengan kacamata dosa, dan sama sekali tidak memiLiki beLaskasihan kepada orang Lain. Karena itu, tolong saya supaya di kehidupan baru yang saya miliki di dalam Engkau, saya dapat memakai hidup ini untuk Pergi dan melakukan segala sesuatu kepada orang Lain sama seperti yang telah Tuhan Yesus Lakukan bagi saya.

 

Imanuel..

 

“Bantulah Mereka Yang Membutuhkanmu; Tuntunlah Mereka Dalam Kasih Tuhan; Nyatakanlah Belas Kasihmu Lewat Tindakanmu.” -(Eunike Elda Manating)

 

Penulis: Frerianus Erwin
frerianuserwin@gmail.com

Leave a Reply