Renungan-Harian-Ayub-1-1-Terpuruk

Renungan Harian Ayub 1: 1 | Terpuruk

Renungan Harian Ayub 1: 1 | Terpuruk. Suatu saat saya pernah bertanya pada seorang kawan, apa yang akan engkau lakukan, apabila teman dekatmu sedang dalam kondisi terpuruk ? Kawan saya tiba-tiba terdiam lama….lalu dia mengatakan, apa yang dia alami, belum tentu saya kuat menjalaninya. Sekalipun saya anak Tuhan, demikian katanya. Saya juga pernah diskusi dengan istri saya. Kalau ada keluarga yang sedang mengalami keterpurukan, cukupkah kita hanya menasehati dan memberi kekuatan lewat Firman Tuhan ? Karena bisa saja terjadi orang yang terpuruk tersebut malah berontak di dalam hatinya….

Mari kita lihat tokoh Ayub di dalam Alkitab, seorang yang saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. (Ayub 1: 1). Begitu pencobaan datang dan jatuh dalam keterpurukan, apa yang dia lakukan? Ternyata dia berontak dan tidak mau terima kenyataan yang dihadapinya….!!!

Ayub 3 : 1-3
Sesudah itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya. Maka berbicaralah Ayub : Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan : Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.

 

Selain berontak Ayub juga menyesali perjalanan hidupnya.

Ayub 3 : 11
Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir atau binasa waktu aku keluar dari kandungan ?

 

Bahkan Ayub juga merasa tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman.

Ayub 3 : 26
Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.

 

Disinilah letak persoalannya….karena tidak semua manusia kuat dalam menghadapi pergumulan hidupnya. Sekalipun yang menghadapi itu adalah manusia sekaliber Ayub.

Saya cukup tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh Elifas, orang Teman. Suatu sentuhan ringan dengan tidak banyak memberikan Firman Tuhan kepada Ayub. Tetapi memberikan cermin perjalanan hidup untuk Ayub berkaca kembali.

Ayub 4:3-6
Orang yang jatuh telah dibangunkan oleh kata-katamu, dan lutut yang lemas telah kau kokohkan; tetapi sekarang, dirimu yang tertimpa, dan engkau kesal, dirimu terkena, dan engkau terkejut. Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu ?

Suatu nasehat yang tulus dan tidak banyak teori. Dan terlebih tidak juga ada pamrih, tetapi sungguh mengena di hati yang paling dalam.

Memang wajar apa yang dilakukan Ayub saat hidupnya berkelimpahan. Bahkan kita juga bisa melakukannya. Tetapi saat kondisi Ayub jatuh terpuruk, kondisinya jadi berbalik. Dan itu bisa saja terjadi dalam hidup ke-Kristen-an kita. Hari ini kita belajar kembali akan perjalanan hidup kita yang sudah didesain oleh Alllah. Janganlah bermegah karena KEKAYAAN dan JABATAN. Karena itu sementara……

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab ia apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi DIA (Yakobus 1 : 12).

Sudah siapkah kita ketika tiba-tiba masuk padang gurun….???

 

Penulis: Yunias Herman Utomo
Renungan Harian Ayub 1: 1 | Terpuruk

Baca juga: Bahan Cerita Sekolah Minggu Ayub 2:1-13 | Ayub Kehilangan Semua yang Dimilikinya

Leave a Reply