Renungan Harian 1 Petrus 3: 13-17 | Kesaksian yang dihidupi. Saat aku melihat Lainie, cucu perempuanku berusia 15 tahun, berjalan keluar dari sekolahnya, aku melihatnya mengenakan kalung salib dan di kemejanya tertera “Yohanes 3: 16”. Dalam perjalanan mengantarkan temannya, Jeannie, aku mendengarkan obrolan para gadis ini tentang kegiatan persekutuan Kristen setelah jam sekolah dan komisi pemuda gereja Lainie. Lalu, Lainie mengingatkan Jeannie untuk bersiap saat nanti menumpang berangkat ke gereja pada hari Minggu pagi.
Aku bandingkan tindakan Lainie dengan tindakanku sendiri pada masa yang sama saat di SMA dahulu. Meskipun seorang Kristen, aku terlalu khawatir akan rasa malu atau kritikan untuk berbagi tentang imanku. Aku pun tidak melakukannya di tahun-tahun berikutnya. Namun, hari itu aku putuskan untuk mencontoh Lainie. Aku berdoa memohon pertolongan untuk mengatasi ketakutanku. Segera, tindakan sederhanaku – memakai kemeja dengan pesan Kristen, menawarkan diri untuk berdoa dengan seseorang, atau menghibur seseorang teman yang sedang terluka – mendorong percakapan tentang kasih Allah. Aku menemukan cara untuk mendukung warga jemaat baru, mengundang orang lain ke gereja, dan membantu banyak sekali proyek misi gerejaku.
Makin aku berani tentang imanku kepada yang lain, makin banyak kesempatan yang aku miliki untuk bersaksi kepada orang lain. Allah memanggil kita untuk menyebarkan Injil, meskipun itu berarti menghadapi penolakan atau kritikan. Tidak peduli usia atau situasi kita, Allah akan menuntun kita untuk melayani orang lain dengan menunjukkan mereka jalan kepada Kristus. (Nancy Lewis Shelton)
baca juga: Renungan Harian Anak Yohanes 1: 19-34 | Kesaksian Yohanes Tentang Yesus