Renungan Matius 5: 37 (Berbohong Demi Kebaikan). Sebut saja namanya Mirna, pernah bercerita bahwa Lisa, teman satu timnya, sering minta perlindungan padanya untuk mengatakan sebaliknya jika bos bertanya tentang kinerjanya dalam tim. Awalnya Mirna menolak. Namun, karena tidak tega dengan Lisa yang kerap datang ke kantor dengan membawa persoalan rumah tangganya, akhirnya Mirna pun berbohong kepada atasannya demi keselamatan Lisa. Karena tidak nyaman dengan sikap Lisa yang selalu minta perlindungan tanpa ada keputusan untuk berubah, Mirna mulai kesal dan melaporkan ke atasan. Alhasil, Mirna “disemprot” habis-habisan atasannya karena dianggap melindungi orang bersalah.
Berbohong Demi Kebaikan
Melindungi teman demi keselamatannya. Kelihatannya perbuatan tersebut baik, bukan? Ya, sesaat memang Nampak baik, mulia, dan hubungan dalam tim tidak bermasalah. Namun, tahukah Anda bahwa dosa tetaplah dosa? Sekali berdosa, akan ada dosa berikutnya yang akan kita lakukan?
Dosa itu ibarat sampah. Ditumpuk terus menerus suatu saat sampah tersebut akan menimbulkan bau busuk yang membuat kita tidak nyaman. Karena itulah Yesus mengajarkan kepada orang banyak untuk bersikap tegas terutama terhadap dosa. Melalui pengajaran-Nya ini, Yesus mengharapkan kita berani menolak sesuatu yang bertolak belakang dengan firman-Nya. Dia mau kita berani berkata kebenaran tanpa menambah-nambahkan kebenaran itu.
Dua perkara itu memang tidak mudah untuk dilakukan, tetapi percayalah sakit di awal lebih baik ketimbang manis di depan. Namun, pada akhirnya masalah yang lebih besar terjadi. Kemudian kita dianggap sebagai pembohong dan tidak bisa dipercaya. Mau pilih yang mana? Karena itu, beranilai berkata “Ya”, jika itu ya. Beranilah berkata, “Tidak” jika itu tidak.