Renungan Harian Keluaran 6: 1-10 ( Dipaksa Berkompetisi ). Tingkat bunuh diri remaja di Jepang masih tinggi. Mereka diperhadapkan pada ketidakberartian diri manakala berhadapan dengan sesame yang lebih sukses, lebih pintar, lebih diperhatikan kerena prestasi. Jiwa remaja yang masih labil itu dipaksa terjun bebas dalam dunia kompetisi. Apalagi para orangtua mereka terlalu sibuk dengan kompetisi hidup mereka. Maka, semakin banyaklah terbentuj remaja-remaja yang bermental negative seperti mudah khawatir, ragu-ragu, rendah diri, tidak disiplin, tidak bertanggung jawab, tidak jujur, iri hati, dengkin, takut, dan putus asa. Hasilnya? Mereka mudah sekali memiliki situasi hati yang bosan hidup.

Dipaksa Berkompetisi

Umat Israel pun semula hidup damai dengan orang Mesir dibawah pemerintahan raja muda Yusuf. Namun, setelah generasi Yusuf tidak ada lagi, mereka ditindas di bawah pemerintahan Firaun baru yang tidak mengenal kebaikan Yusuf. Generasi baru umat Israel yang lahir di tanah perbudakan menjadi generasi yang dipaksa berkompetisi dengan kekejaman. “Bersedialah diperbudak, jika tidak bersedia maka engkau tidak akan mendapatkan makanan atau engkau akan  mati”. Hasil desakan kompetisi hidup tersebut adalah mereka menjadi labil, mudah marah, ragu-ragu, rendah diri, tidak bertanggung jawab, khawatir dan larut dalam putus asa. Sikap-sikap negative umat pilihan Allah itu dapat kita temukan selanjutnya dalam lika-liku perjalanan mereka keluar dari Mesir menuju Kanaan.

Apakah hidup Anda seperti umat Israel yang labil setiap hari? Sikap Anda cenderung negative dan pikiran Anda mudah lelah? Jalan keluarnya adalah perlambat gerak Anda, kurangi kompetisi, sandarkan diri Anda kepada Yesus yang menjadi tempat meletakkan beban. Hidup perlu keseimbangan agar kita tidak mudah bosan hidup. (stf)