Renungan 2 Tawarikh 15: 1-19 (Berani Mengambil Resiko). John Mackey adalah entrepreneur top dunia yang memulai usahanya dengan mengambil risiko menghabiskan uangnya untuk memulai bisnis yang lebih besar. Sekarang Anda melihat banyak supermarket besar yang menjual sembako, sayuran organi, dan segar. Namun siapa sangka, John Mackey adalah pioneernya. Pada 1980, ia tidak mengira bahwa supermarket sayur-sayuran dan makanan segar akan popular seperti sekarang. Waktu itu pasar tradisional masih menjadi tujuan masyarakat. John Mackey mengambil risiko untuk menjual sayuran dan makanan segar di supermarket bernama Whole Foods Market. Whole Foods Market menjadi salah satu yang terbesar di Amerika Serikat.
Berani Mengambil Resiko
Seperti John Mackey, Raja Asa juga berani mengambil risiko demi perubahan besar bagi bangsanya. Setelah menerima nubuat Nabi Azarya bin Oded, Asa langsung merespons dengan menyingkirkan semua tugu penyembahan berhala. Bahkan Maakha neneknya pun dipecat dari pangkat ibu suri. Alhasil, setelah Raja Asa dan bangsa Israel kembali mencari Allah, setelah sekian lama hidup tanpa Allah yang benar, tidak ada lagi peperangan sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan Asa. Dari kisah tersebut, kesimpulannya adalah berani mengambil risiko yang benar untuk sesuatu yang lebih besar bukan berdasar pada logika diri sendiri, melainkan dari petunjuk Allah, yang bisa kita peroleh melalui doa dan firman-Nya.
Jadi, jika memang Allah yang menunjukkan jalan keberhasilan itu jangan pernah takut resiko. Sekalipun tantangannya berat tetapi kalau Dia yang sudah buka jalan, taka da satu pun yang dapat menutupnya. Karena itu, tunggu apa lagi? Beranilah mengambil keputusan yang didasarkan firman Tuhan.