Renungan Roma 13: 8-14 (Debt Free). Mark dan Lauren Greutman berhasil keluar dari utang, sekitar Rp 552 juta setelah berjuang selama 3 tahun. Kunci suksesnya terletak pada perencanaan pembelian, tak membeli barang diskonan, dan berbelanja di pasar tradisional. Saat tak ada ruang berhemat, mereka mencari penghasilan tambahan.
Debt Free
Seperti kiat mereka, hendaknya kita jangan berutang jika tidak perlu. Namun, karena keperluan serius, utang boleh dilakukan. Kewajiban pengutang adalah melunasi (bdk. Rm. 13: 7). Kewajiban pemiutang adalah meminjamkan uang, tidak membungakan, dan tidak menjadi penagih utang (Kel 22:25). Utang-piutang boleh dilakukan jika kondisi sosial kondusif.
Kalau kondisinya sebaliknya, utang-piutang jangan dilakukan. Seperti ayat di atas, Paulus melarang jemaat Roma supaya tidak berutang karena mereka dalam kondisi teraniaya oleh Nero. Dalam kondisi mencekam seperti ini tidak layak sesama jemaat saling utang-piutang. Seharusnya, mereka saling mengasihi dan saling memberi untuk menopang mereka yang lemah tanpa memperhitungkan pemberian yang diberikan dan jangan berselisih. Mereka juga harus hidup kudus melalui ketaatan karena jika mereka ditangkap dan dibunuh pasukan Nerom mereka mati dengan tidak tercermar hidupnya. Semua ini harus dilakukan “Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya”. Dengan kata lain, kematian sudah begitu dekat karena pasukan Nero tidak lelah mengerjar.
Saat kita hidup seperti sekarang kondisinya tidak seperti mereka. Utang-piutang boleh dilakukan selama krisis sosial yang hebat belum melanda. Namun, kita harus tetap hidup kudus karena kita tidak tahu saat Tuhan memanggil pulang. (pam).