Renungan Harian Ulangan 27: 1-26 (Briefing: Harus Itu…). Suatu ketika, ada anak muda mengumpulkan anak buahnya. Katanya, “Teman-teman, target kita di bulan ini adalah 3,5 juta rupiah. Bulan lalu, kita mencapai target. Kemarin malam dari pertemuan di DC kita wajib mengucapkan bla bla bla. pada pelanggan agar mereka tahu kalau perusahaan kita baru ulang tahun dan mereka dapat keuntungan berupa bla bla. Promosi kita bulan ini antara lain bla bla bla….” Itulah amanat “ritual pagi dan siang” saya ketika masih bekerja di perusahaan retail. Tujuannya, karyawan bisa fokus pada produk dan event tertentu sepanjang bulan itu.

Briefing: Harus Itu…

Seperti uraian itu, Musa adalah salah satu contoh pemimpin yang sering mengarahkan. Hari itu, ia berpesan bahwa kelak orang Israel akan menyeberangi Sungai Yordan. Saat menyeberang, mereka harus melakukan sesuatu. Andai, Musa tak mengarahkan mereka, akan masuk begitu saja tanpa ada yang akan mengingatkan tentang peristiwa masa lalu dan melupakan Allah.

Sayangnya, tak semua pimpinan marketplace melakukannya. Mereka langsung beraktivitas. Saat ditanyakan pada anak buah “Apakah yang menjadi visi misi tempat kerja Anda?” Apa yang hendak dicapai tempat kerja Anda sekian tahun yang akan datang hasilnya sangat mengecewakan karena mereka tak pernah diberi tahu pimpinan. Pegawai tak punya fokus utama dalam mengerjakan sesuatu. Tak ada energi yang mendorong anak buah untuk bekerja.

Briefing, pengarahan, apel pagi tidak hanya diperlukan oleh dunia militer. Dunia marketplace juga membutuhkannya. Aktivitas ini merupakan langkah strategis untuk mentransfer nilai, visi, misi, bahkan menggali masukan dari karyawan demi kemajuan marketplace. Biarkan pegawai tahu ke mana tempat kerja mereka akan menuju. Setelah tahu, mereka akan bergerak bersama-sama demi terwujudnya misi (res)