Renungan Harian Kisah Para Rasul 14: 1-6 ( Rumor ). Imas dan Dik-Dik adalah 2 sejoli yang bekerja di tempat berbeda. Imas bekerja sebagai pembantu rumah tangga Kang Bahar. Dik-Dik sebagai coordinator preman jalanan anak buah Kang Bahar. Namun, sejak Amin menyebarkan isu yang sengaja diembuskan Resti, Imas menjadi galau. Ia meragukan ketulusan cinta Dik-Dik. Hubungan mereka pun merengang saat itu.

Rumor

Itulah sepenggal kisaj sinetron “Preman Pensiun 2”. Kisah itu menggambarkan bahwa dua preman ada pemfitnah dan provokator. Alkitab pun mencatar beberapa kasus para provokator berhasil memanaskan situasi. Missal, orang Yahudi yang menolaj penginjilan Paulus dan Barnabas. Tidak hanya menolak secara personal, mereka menularkannya pada orang non-Yahudi sehingga membenci orang Yahudi yang mempercayai Injil. Penduduk Ikonium pun terbelah. Itu belum cukup. Mereka menyerang dan merajam kedua rasul.

Apa yang menimpa Dik-Dik dan kejadian di Ikonium bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Tempat kerja kita bisa jadi tak luput dari kejadian serupa. Akan selalu ada orang yang mengadu dan mengatakan ketidakbenaran. Akibatnya. Situasi kerja menjadi disharmonis. Pelakunya, bisa siapa saja. Sayangnya, bisa jadi orang itu adalah orang kepercayaan kita atau orang yang sudah lama bekerja pada kita. Orang baru dan potensial selalu menjadi ancaman bagi pegawai lama. Secara naluri, mereka akan berupaya apa pun untuk mengamankan posisi mereka yang nyaman itu. Mereka punya 2 kelebihan. Seniortas, dan kepercayaan. Dua “senjata” ini selalu mereka “pakai”. Hari ini, adakah pegawai kita sedang mengadukan orang lain pada kita? Waspadai, jangan-jangan orang itu tengah disisipi rasa iri. Jangan termakan setiap ucapannya. Ingatlah pengalaman Dik-Dik dan penduduk Ikonium. (res)