Renungan Amsal 11: 24 (Taburan Dan Tuaian). Bila biji jeruk ditabur, jeruk kita tuai. Bila senyuman diberikan, senyuman akan kita dapatkan kembali. Bila berbuat kebaikan, kebaikan akan mendekati kita. Bila menghakimi orang lain, orang lain akan menghakimi pula. Dalam hukum ini, ada 2 hal yang perlu diketahui, a) apa pun yang ditabur, taburan itulah yang dituai; baik positifmaupun negatif, b) saat menuai, jumlah tuaiannya pasti banyak; maksudnya satu biji jeruk yang ditabur, ketika sudah menjadi pohon, jumlah buah jeruknya pasti banyak.
Taburan Dan Tuaian
Seperti hukum tadi dan sesuai dengan ekonomi Allah, tidak heran jika ada yang menyebar harta, ia bertambah kaya. Orang yang banyak akan berkelimpahan. Menurut versi Leydekker dan Shellabear, kata yang dipakai bukan “menyebar” melainkan “menghamburkan”. Namun, maksud menghamburkan di sini dalam rangka berderma kepada orang lain, bukan dalam kerangka pertanian atau investasi. Menurut ENDE, kalimat yang dipakai adalah “Jang satu penderma“. Orang yang berderma pasti berbuat baik kepada orang lain. Sebaliknya, jika dioptimalkan secara luar biasa, ia akan berkekurangan. Namun, situasi ini tidak akan terjadi jika “secara luar biasa” dihapus sehingga menjadi “menghemat” saja.
Dengan berderma, kita sedang menyelamatkan hidup seseorang, Dengan berhemat, kita sedang menghindari pemborosan yang tidak perlu agar bisa mendermakan harta kita.
Dalam hidup ini, kita harus memahami bahwa kita tidak hidup sendiri. Masih ada orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita. Karena itu, salurkan uang kita dalam kotak layanan diakonia di gereja Anda. Kalau masih ada orang yang berkekurangan, bergaya hidup sederhana. Milikilah kepekaan social supaya bisa memberi. bekerjalah lebih keras agar dapat bertahan hidup di tengah situasi sulit sehingga bisa menambah jumlah pemberian kita. (ira)