Renungan Harian Keluaran 18: 13-27 (Bukan Pemburu Rente). Pada awal 1950-an muncul keinginan pemerintah untuk membesarkan pengusaha pribumi. Maka, lahirlah Program Benteng. Selain diproteksi, pengusaha pribumi juga diberi lisensi untuk impor. Harapannya, program ini melahirkan pengusaha pribumi yang tangguh dan sukses. Namun, akhirnya lisensi itu disewakan kepada pengusaha Tionghoa. Pengusaha pribumi hanya ongkang-ongkang kaki. Sementara, orang yang mengimpor adalah pengusaha Tionghoa yang memang sudah punya pengalaman. Keuntungan dibagi dua. Inilah kisah pemburu rente pertama sejak Indonesia merdeka yang melegenda sampai sekarang. Sejak itu, sejarah perburuan rente menjadi tak terpisahkan dengan perkembangan perekonomian di Indonesia.
Bukan Pemburu Rente
Revolusi mental barangkali bisa memberantas “virus” tersebut tetapi membutuhkan komitmen yang sangat kuat dan konsistensi serta kesabaran dalam melakukannya karena akan memakan waktu.
Hal ini pula yang ditekankan dan diharapkan Allah atas kita, yakni memiliki karakter seperti Yitro. Ia melihat kesulitan Musa ketika memimpin umat Allah, lalu segera memberi saran agar Musa mengangkat para pemimpin yang cakap. Kecakapan di sini adalah kombinasi dari karakter takut Allah, dapat dipercaya, dan benci pengejaran suap. Kombinasi ini menegaskan bahwa orang yang takut Allah pasti dapat dipercaya sehingga tidak akan menerima suap berapa pun jumlahnya sekalipun dalam kondisi terdesak secara ekonomi.
Sebagai pemimpin dalam dunia kerja, faktor tersebut sangat penting. Untuk itu, milikilah kombinasi kecakapan di atas. Bekerjalah maksimal dan jadilah pribadi yang dapat dipercaya serta “Say No” terhadap suap dalam bentuk apa pun. Maka semuanya akan ditambahkan oleh Allah. (alx)