Renungan Harian Amsal 6: 6-11 (Belajar Pada Semut). Ilmu pengetahuan terus belajar dari dunia I satwa. Para peneliti terus mempelajari sistem navigasi (echolocation) kelelawar guna memperbaiki teknologi sonar. Penelitian terhadap kulit ikan hiu memungkinkan untuk menciptakan baju renang bagi para perenang dan penyelam, sehingga mereka bisa lebih cepat meluncur di dalam air.
Tentu saja, kita bukan generasi pertama yang belajar dari satwa. Ribuan tahun silam, orang bijak yang berkontribusi pada Kitab Amsal telah belajar pelajaran-pelajaran spiritual dengan mengamati satwa. Kita melihat bukti pada ayat renungan hari ini, yang mengajak kita mengamati semut guna belajar nilai-nilai kerja keras dan bahaya kemalasan.
Belajar Pada Semut
Tampak bahwa secara spesifik, semut menurut Amsal 6:6-11 adalah semut penuai, yang hidup di kawasan Timur Tengah dan menyimpan hasil panen yang mereka kumpulkan di sarang mereka. Hal menakjubkan tentang serangga ini menurut si pengamat adalah tanpa pemimpin, yang secara konstan mengawasi mereka bekerja, mereka rajin mengumpulkan makanan mereka. Semut tahu pekerjaannya dan mereka bekerja tanpa campur tangan pihak lain.
Pelajaran bagi kita, sepatutnya kita bekerja dengan rajin sesuai panggilan Allah. Ayat renungan hari ini menghadirkan semut sebagai dorongan semangat untuk membangunkan si pemalas dari tidurnya, bukan tidur enak si pekerja (Pkh. 5:11), melainkan tidur yang menghambat seseorang bekerja. Dengan kata lain, Amsal ini berbicara tentang kemalasan dan mengajak kita menolaknya.
Banyak hal dapat kita pelajari dari satwa. Karena itu, mari kita kerjakan apa yang dapat kita kerjakan untuk menanamkan pelajaran ini di gereja, keluarga, dan komunitas kita. (sur)