Renungan Kejadian 6: 13-22 (Tak Berhenti Berkarya). Nasrul (74 th), kakek renta yang sudah tidak lagi tegak berdiri itu menjajakan jasa foto keliling di sekitar Mall Ambasador, Kuningan, Jakarta Selatan. Duduk di pinggir trotoar, ia berharap orang yang lalu lalang di sekitarnya menggunakan jasanya. Ditanya soal keluarga, Nasrul mengaku tidak punya siapa-siapa. Namun, ia tak mau lantaran tinggal sebatang kara di Jakarta lantas berharap uluran tangan orang lain untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Saat bekerja, Nasrul membawa tas hitam yang sudah lusuh dan dua kamera, yaitu kamera DSLR merk Minolta yang selalu dikalungkan di lehernya dan kamera digital yang sudah using merk Cannon.
Tak Berhenti Berkarya
Semakin tua memang fisik manusia semakin menurun dan lemah. Namun, apakah usia yang semakin tua harus menjadi alasan untuk berhenti berkarya? Seharusnya tidak, karena Allah bukan Pribadi yang terbatas, yang hanya akan memakai kaum muda sebagai alat kemuliaan-Nya. Itu artinya, Dia pun masih memakai kaum tua untuk menggenapi rencana-Nya.
Nuh, buktinya. Meski umurnya sudah mencapai 500 tahun, saat memperanakkan Sem, Ham, dan Yafet (Kej. 5:32). Allah tetap memakainya untuk membangun bahtera karena Allah hendak memusnahkan manusia sezamannya yang saat itu jauh dari kebenaran Allah. Padahal pembuatan bahtera membutuhkan waktu kurang lebih seabad. Saat air bah tiba, usianya 600 tahun (Kej. 7:6)
Sejatinya Allah menyukai umat-Nya yang senantiasa berkarya. Karena itu, artinya selalu ada kesempatan bagi Allah untuk berkarya dalam kehidupan kita. Tak heran jika orang yang terus berkarya meski umur sudah tua keadaan jiwanya lebih baik. Jadi teruslah berkarya dan jangan berhenti. Lakukanlah terus sampai maut menghentikan kita!