Renungan Ibrani 11: 7 (Tak Mungkin). Satu tokoh favorit saya dalam Alkitab adalah Nuh. Satu alasannya adalah tokoh ini, jika dipandang dari perspektif dunia, tak mungkin ada atau nyata. Nuh tidak bercela, hanya Nuh dan keluarganya mendapat belas kasih Allah saat Dia menghukum dunia dengan air bah. Nuh mampu membuat bahtera besar yang dapat menampung segala jenis binatang sepasang demi sepasang. Buktinya, dunia sangat meragukan eksistensi tokoh yang tampak sempurna ini. Bahkan, belakangan, hadir sebuah film box office Hollywood yang menceritakan kisah Nuh yang mampu diterima dan diterjemahkan oleh akal manusia. Sayangnya, film ini justru memutarbalikkan kisah sebenarnya dalam Alkitab.
Dari nats kita dalam Kitab Ibrani, Nuh tercantum sebagai salah satu bapa beriman. Nuh memiliki satu-satunya hal yang membedakannya dengan orang-orang sezamannya, yaitu, iman. Dengan iman, Nuh mampu melawan arus dan mendapat perkenan Tuhan. Iman yang sejati dapat menjaga, memelihara, meneguhkan pribadi-pribadi yang sadar akan kekuatannya. Indahnya lagi iman ini tidak dipaksakan pada kita. Pilihan menerima iman ini terbuka bagi siapa pun yang menginginkannya. Namun, pertanyaan selanjutnya, adakah manusia zaman sekarang yang seperti itu?
Tak Mungkin
Maukah kita memiliki iman seperti bapa kita, Nuh? Iman ini mampu menempatkan Nuh menjadi satu tokoh yang akan selalu dikenal. Dunia pasti tak paham dengan kuasa iman, tetapi kala kita bersandar kepada-Nya, kita memperoleh kekuatan untuk menjaga kekudusan dan kebenaran firman Tuhan. Mari dalam kuasa dan iman Kristus, kita terus bergerak dan menjadi dampak bagi dunia ini. Jangan pernah menyia-nyiakan kuasa iman! Percayalah bahwa dengan iman, hal mustahil bisa terjadi.