Khotbah Kristen Yeremia 33:1-26. Sebelum kita bicara lebih dalam mungkin ada pertanyaan “apa arti kata pemulihan?” Pulih artinya kembali normal atau recovery. Kembali baik seperti dahulu kala sebelum jatuh sakit, sebelum bangkrut, sebelum rumah tangga dilanda masalah. Tuhan bisa membuat hidup Anda pulih tidak hanya baik seperti dahulu, bahkan Tuhan membuat lebih sempurna daripada sebelumnya. Tuhan bisa pulihkan di dalam rencana-Nya yang ajaib.
Lalu di dalam ayat yang kita baca tadi, sering ada kata ‘Aku akan.., Aku akan…’ Artinya apa ‘Aku akan’? Artinya bahwa Tuhan mau. Jadi jangan tanya lagi apakah Tuhan kepingin menyembuhkan penyakit Anda atau tidak. Apakah Tuhan ingin memulihkan rumah tangga, pernikahan Anda atau tidak. Apakah Tuhan ingin membuat hidup Anda menjadi baru atau tidak. Memberi Anda kesempatan baru setelah membuat kesalahan fatal di masa lalu. Jangan tanya apakah Tuhan mau membantu kita, menolong kita. Tentu saja MAU. Sangat amat sangat mau.
Tuhan tidak pernah ragu
Andaikata Tuhan ragu, Tuhan bimbang, Tuhan nggak pasti, pasti kata-kata-Nya berubah. Berbeda, bukan ‘Aku akan’, tapi ‘Aku akan berusaha’ tapi ini ‘Aku akan’, langsung ke action-nya. Tuhan tidak mempertanyakan kemampuan-Nya. Jadi kita jangan pernah bimbang akan kehebatan-Nya. Apakah Dia sanggup memulihkan kita? Bagaimana kalau nasi sudah jadi bubur? Apakah Dia bisa membuatnya kembali menjadi nasi?
Manusia itu pikirannya dangkal. Dengan bubur pun, Tuhan bisa melaksanakan rencana-Nya. Kalau Anda bersyukur. Kalau sekarang segalanya sudah terlambat gimana? Di dalam Tuhan tidak ada yang namanya kata ‘telat’ dalam kamus orang percaya. Tuhan sanggup! Mati pun bisa dibangkitkan. Apalagi cuma kehidupan kita yang sudah dirusak oleh iblis. Tuhan bukan cuma bisa mengalahkan iblis, Dia juga bisa memulihkan hidupmu. Maukah Anda menerima berkat ini?
Tuhan itu tidak pernah berbuat dosa. Jadi kalau yang memberi janji adalah orang berdosa, saya ragu. Sebab sebelum mereka bisa menolong kita, manusia sendiri jatuh. Contohnya Ada orang yang berkata: ‘Aku mau tolong hidupmu, pasti akan menuntunmu dengan baik’. Tapi dia sendiri berbuat kesalahan. Bagaimana orang buta menuntun orang buta? Dua-dua masuk ke dalam selokan. Saya tidak pernah bisa memberikan, sungguh-sungguh memberikan, kepercayaan penuh kepada orang karena orang tetap adalah orang. Manusia tetap adalah manusia.
Tuhan itu beda dengan manusia. Dia tidak pernah gagal. Dari dulu, sekarang, selamanya.
Kerajaan Allah dari dulu, sekarang, selamanya, tidak pernah bergoncang. CEO-nya atau pemimpinnya, rajanya juga tidak pernah jatuh. Tidak pernah bangkrut, tidak pernah sakit, tidak pernah mati. Dia mati pun untuk kita, Dia bangkit lagi. Jadi saya bisa taruh kepercayaan. Kalau yang memberikan janji itu seorang yang tidak pernah berbuat dosa, tidak ada dusta di mulut-Nya, saya bisa pegang kata-kata-Nya. Saya tahu bahwa Dia pasti akan menggenapi setiap perkataan-Nya dan janji-Nya dalam hidup kita.
Yesus dapat dipercayai
Tahukah Anda bahwa Yesus itu dapat dipercayai? Ada orang bertanya kepada saya begini: ‘Kenapa percaya sama Yesus? Kenapa percaya pada Tuhan?’ Karena Tuhan yang paling dapat dipercayai. Siapa lagi kalau bukan Tuhan? Nah, itu maksudnya. ‘Aku akan mengampuni dosamu, dan pelanggaran, dan pemberontakanmu’. Hanya Tuhan yang bisa mengampuni dosa karena Dia tanpa dosa.
Selain itu, masalah manusia itu pada dasarnya bukan masalah ekonomi, politik, bukan masalah keuangan. Pada dasarnya, masalah manusia adalah dosa. Jadi kalau ada orang yang bisa mengampuni dosa, dia pasti bisa selesaikan masalah kita. Masalah negara juga sama, bukan masalah hubungan, diplomasi, semua adalah masalah ke-egois-an. Dosa itu bicara tentang mencintai diri sendiri. Kalau dosa itu ditanggulangi, saya yakin penyakit pun akan sembuh. Negara pun akan maju, hubungan pun akan dipulihkan. Pernikahan pun akan disembuhkan oleh Tuhan. Dan apapun yang menjadi kendala dalam hidup Anda, pasti ada jalan keluarnya. Karena itu saya percaya kalau Tuhan mengampuni dosa kita, segala sesuatu berkat yang lain, yang baik, yang indah, pasti akan ditambahkan kepada kita. [YTB – Pdt. Philip Mantofa]