Khotbah Kristen - Tuhan Selalu Dekat

Khotbah Kristen Yesaya 41:8 | Tuhan Selalu Dekat

Khotbah Kristen Yesaya 41:8. Kita tinggal di Indonesia yang multi ras dan agama. Mungkin ada yang lebih menganut Yakub, ada yang lebih menganut Esau. Ada yang menganut Ishak. Nggak masalah, pokoknya kita semua anak Abraham. Semua ciptaan Allah, dikasihi oleh Tuhan. Tidak ada satu orang pun yang jauh, apa pun latar belakangmu, termasuk sejarah hidup Anda mungkin, Sebagian di antara kita yang merasa kita belum hidup dengan baik. Hidup kita masih kacau, masih berlumuran dosa. Nggak masalah, pokoknya Anda keturunan Abraham. Anda harus tahu dulu posisi Anda dikasihi.

Dan di sini dikatakan dengan jelas bahwa ‘engkau kuambil dari ujung-ujung bumi.’ Jadi ada inisiatif Allah yang mengambilmu dari ujung bumi. From a nowhere land, dari tempat yang tidak banyak orang di sana, sebuah tempat yang terpencil, orang mengira aku sudah terbuang dari hadirat Allah. Sebagian di antara Anda juga merasakan yang sama ketika dia ada di ranjang rumah sakit saat ini juga. Anda merasa sudah dilupakan. Keluarga Anda pun jijik dengan kondisi tubuh Anda. Tidak banyak yang mengunjungi Anda lagi karena mereka sudah semuanya letih. Karena Anda sudah berada di sana berbulan-bulan. Dan tidak ada garansi akan pernah sembuh. Yang dulu datang membawa bunga, buah, sekarang sudah tidak datang lagi. Karena mereka meninggalkan Anda untuk menunggu mati.

Tapi Tuhan berkata Aku mengambil inisiatif-Ku mengambilmu dari ujung bumi.

Dari tempat yang terjauh yang kau kira mujizat-Ku tidak bisa mencapaimu. Kau tidak bisa sembuh, kau tidak bisa berubah lagi. Narkoba sudah memakan tubuhmu, kau pasti akan mati. Sebentar lagi overdosis, kau nggak bisa lagi keluar dari kebiasaan buruk itu. Tuhan ambil dirimu dari ujung-ujung bumi. Dan dikatakan dengan jelas di ayat yang kita baca tadi: ‘Aku tidak menolakmu’. Jangan ada roh penolakan di dalam diri Anda sekarang. Yesus tidak menolakmu! Yesus tidak menolakmu!

Agama bisa menolakmu. Ketika Anda masuk ke dalam sebuah rumah ibadah, mereka berkata: ‘Oo, orang itu datang. Hati-hati, dia pencuri’. Orang itu datang sudah jelas sekali rumor-rumor di luar sana. Reputasinya itu perempuan nggak baik. Ketika Anda masuk ke rumah ibadah mungkin Anda bisa ditolak. Agama juga bisa tidak menerima atau mengakuimu. Tetapi Yesus, selamanya, Dia mencintaimu. Dia selalu dekat. Justru ketika engkau merasa jauh, Dia paling dekat kepadamu.

Ayat 10 ini janji Tuhan pada setiap kita yang merasa tertolak. “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan-Ku yang membawa kemenangan.

Janji Tuhan teruji! Kalau Tuhan berbicara, nggak usah diuji dua kali. Manusia kalau ngomong kita perlu pikirkan ulang. Tapi kalau Allah Yang Maha Kuasa mengucapkan butir kata-kata dari lidah bibir-Nya, percayalah itu pasti terjadi. Engkau nggak percaya pun, tetap akan terjadi.

Karena Tuhan setia kepada firman-Nya.

Dia berkata, ‘Jangan takut, Aku masih menyertaimu.’ Dengan kata lain: jangan terus tolak Aku. Dengan demikian engkau hanya mengulur mujizat yang harusnya engkau terima. ‘Jangan bimbang, Aku ini Allahmu, status-Ku nggak berubah. Engkau bisa menjadi anak yang terhilang, yang memberontak keluar dari rumah, minggat dari sana, dan bahkan menyangkal Tuhan berkali-kali, lebih dari Petrus 3 kali, engkau bisa menyangkal Aku 30 kali 3 kali, 300 kali 30 kali, Aku tetap adalah Allahmu! Fakta itu nggak bisa berubah.

Saya melihat berkali-kali orang ada di ranjang rumah sakit sudah mau mati, Tuhan masih setia untuk menjangkau dia untuk yang terakhir kali, sehingga dia bertobat kembali. Seperti Samson di akhir hidupnya. Saya nggak berkata seperti ini berarti mari kita sia-siakan hidup kita, lalu nanti sebelum mati kita bertobat lagi. Kalau sampai kita seperti itu kita yang merugi. Kenapa? Karena rencana Tuhan nggak terjadi di dalam kehidupan kita. Sayang sekali, bukan? Rencana-Nya itu indah luar biasa. Dan harusnya kita alami, tapi kita sia-siakan hari-hari dan waktu kita. Jangan begitu. Tuhan masih tetap Allahmu, Dia masih mau. Ketika Anda berkata: ‘Masih mau nggak ya Tuhan terima aku? Masihkan Tuhan mengampuni aku?’ Sudah bukan lagi… itu sudah bukan pertanyaan lagi. Itu bukan lagi bergantung perasaan kita. Firman Tuhan ini nggak akan berlalu. Bumi dan langit bisa berlalu, satu tetes dari Firman ini tidak akan berlalu, tidak digenapi.

Alkitab berkata dengan jelas: ‘Aku masih adalah Allahmu! Dan Aku masih mau memegang kamu dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.’

Tuhan selalu bisa memberikan mujizat yang engkau nanti-nantikan.

Baik itu kesembuhan, pengampunan dosa, atau hidup yang diubah sama sekali. Ayat yang ke-13, bunyinya seperti ini: “Sebab Aku ini, Tuhan, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: ‘Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau. Janganlah takut, hai si Cacing Yakub, si Ulat Israel! Akulah yang menolong engkau, demikian Firman Tuhan, dan yang menebus engkau ialah Yang Maha Kudus, Alah Israel.’

Ayat yang kita baca barusan bicara tentang ‘Hai, si Ulat Israel, hai si Cacing Yakub,’ kenapa ya kok disebut cacing? Mungkin karena cacing itu kecil. Setiap manusia itu sebenarnya kayak cacing sebenarnya, seperti ulat.  semua itu cacing kalau kita lagi ada masalah. Kalau kita lagi sakit, sudah ada di ranjang kematian kita. Kita semua sudah merasa seperti ulat tidak berdaya. Everything becomes slow, semuanya jadi pelan.

Saya pernah lihat ulat yang jalannya pelan, perlahan sekali. ‘Rasanya aku itu ingin cepat jalan, kena stroke ini lho harus terapi. Tapi jalannya harus diseret-seret, harus bergeser-geser, aku nggak bisa lari seperti waktu aku muda’. Setiap orang pasti akan terbentur dengan sebuah kondisi yang membuat dia tidak berdaya. Membuat dia itu merasa jauh rasanya jalan ke situ. Dulu itu cuma beberapa detik saja, sekarang perlu setengah jam. ‘Rasanya aku itu sekarang jauh. Jauh dari kondisi yang aku harapkan.’ Ini yang disebut Tuhan itu begitu indah.

Manusia itu seperti seekor cacing di hadapan Penciptanya

Pakai alegori yang semua manusia bisa merasa relevan. Manusia itu dalam kehebatannya tidak lebih dari seperti seekor cacing di hadapan Penciptanya. Engkau dan aku tidak berdaya. Berbahagialah orang yang mengandalkan kekuatan Tuhan. Orang seperti itu bukan cuma mengalami mujizat, tapi hidupnya penuh dengan makna. Saya mau menawarkan kepada Anda sebuah hubungan yang pribadi dengan Tuhan, lewat Yesus Kristus. Yang membuat Anda bukan cuma mengalami mujizat dari waktu ke waktu, seperti yang dikatakan di Alkitab janji tadi. ‘Aku memegang engkau dengan tangan kanan-Ku dan tangan kananmu pun Kupegang.’

Dengan kata lain, kalau Aku menangkapmu juga. Kalau Tuhan hari ini bangkit, kita juga. Tuhan menyamakan diri-Nya dengan kita agar kita ditarik ke atas. Kondisi kita diubah. Bukan cuma mengalami mujizat, tapi saya menawarkan sebuah hubungan dengan sang Maha Kuasa Pencipta kita lewat Yesus. Dan inilah janji Yesus bagi setiap orang yang mendekat kepada-Nya.

Ayat yang ke 15 memiliki dua kata kunci yaitu tajam dan baru. Tuhan tidak pernah mengambil kehidupan seseorang dari ujung bumi agar membuatnya menjadi sampah lagi atau menjadikannya sia-sia. Tuhan kalau mengambil kita dari tempat-tempat yang jauh, dari kehidupan yang berlumuran dengan dosa, dari tubuh yang penuh dengan sakit-penyakit, kalau Tuhan ambil kita adalah supaya kita menjadi kemuliaan bagi Dia. Agar kita menjadi senjata-Nya.

Ya, supaya Tuhan memakai kita menjadi saksi hidup atas pekerjaan kuasa-Nya yang ajaib. Percayalah para pemirsa, kondisimu hanyalah alat di tangan Tuhan. Tuhan bukan cuma mau menyembuhkanmu, Tuhan ingin memakai hidupmu menjadi alat di tangan-Nya. Menjadi kesaksian hidup buat tetangga-tetangga di sekitar Anda. Sebuah kehidupan yang menghadapi rintangan apa pun tidak takut karena Tuhan menyertai. Ingatlah ketika engkau merasa jauh, Tuhan selalu dekat kepadamu. [YTB – Khotbah Kristen Yesaya 41:8 Pdt. Philip Mantofa]

Leave a Reply