7a-Matius-11-2-19-Yohanes-Pembaptis

Bahan Cerita Sekolah Minggu Matius 3:  13-17 | Yohanes membaptis Yesus

Ringkasan Cerita Alkitab

Bahan Cerita Sekolah Minggu Matius 3:  13-17 | Yohanes membaptis Yesus. Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun Yudea berseru-seru memberitakan :  “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat.”  Berita yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis adalah panggilan agar orang-orang bertobat dari dosa.   Maka berdatanganlah orang-orang  dari Yerusalem, dari seluruh Yudea, dan dari seluruh daerah sekitar Yordan kepada Yohanes.  Mereka datang untuk mengakui dosa-dosa mereka, dan sambil mengaku dosa-dosa, mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.

Yesus datang dari Galilea kepada Yohanes Pembaptis juga untuk dibaptis. Tetapi Yohanes mencegah Yesus dan berkata : “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku? “   Mengapa Yesus mau dibaptis oleh Yohanes Pembaptis ?  Orang-orang datang kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptis sebagai tanda mereka mengakui dosa-dosa mereka dan mereka bertobat dari dosa-dosa mereka.  Namun bagaimana dengan Yesus?  Apakah Yesus juga perlu mengaku dosa dan bertobat?  Tidak, Yesus tidak perlu mengaku dosa dan bertobat karena Yesus tidak berdosa sama sekali.  Jika demikian, mengapa Yesus mau dibaptis seperti orang banyak ? Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis untuk menggenapkan kehendak Allah.  Yesus berkata kepada Yohanes : “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah.”

Ilustrasi

Ada sebuah cerita, di sebuah sekolah ada sebuah kelas yang terkenal sangat gaduh dan nakal, terutama jika guru belum masuk kelas.  Suatu hari anak-anak yang nakal di kelas itu kembali membuat ulah.  Mereka melontarkan ide untuk “menghiasi” dinding kelas mereka dengan coretan-coretan mereka.  Ketika guru masuk ke kelas, dengan cepat ia dapat melihat bahwa dinding kelas sudah menjadi sangat kotor.  Guru itu sangat marah dan dengan tegas meminta pengakuan siapa yang sudah mengotori dinding kelas itu.  Hampir semua anak mengangkat tangan, hanya 5 anak yang tidak mengangkat tangan.  Maka Guru itu memberikan hukuman : “Setiap anak yang sudah mengotori dinding kelas, tidak boleh pulang sebelum membersihkan dinding kelas sampai tidak ada bekas sama sekali.”  Wah, itu pekerjaan yang tidak mudah dan memakan banyak waktu serta tenaga.

Empat dari 5 anak yang tidak terlibat mengotori kelas itu melihat teman-temannya yang sedang dihukum dengan wajah tersenyum dan berkomentar : “Salah sendiri, siapa suruh usil, siapa suruh mengotori dinding kelas, dikasih hukuman seperti ini biar kalian tahu rasa, semoga kalian jera dan tidak melakukannya lagi, kami pulang dulu yah, bye … hahaha” .  Apa yang dirasakan oleh teman-teman yang sedang dihukum itu?  Mereka sendiri sebenarnya sudah merasa malu, menyesal, sedih, atas perbuatan mereka yang salah, ditambah lagi mereka merasa tidak berdaya terhadap ejekan dari keempat teman tadi atas keadaan yang menimpa mereka.

Namun yang 1 dari 5 anak tersebut sebaliknya tidak demikian.  Ia tidak menunjukkan wajah yang senang karena teman-temannya sedang dihukum, bahkan ia tidak berkomentar sama sekali.  Ia bukan saja tidak ikut pulang dengan keempat teman lainnya, malahan ia turut membantu membersihkan dinding kelas itu.  Teman-teman yang sedang dihukum itu bertanya : “Mengapa kamu di sini dan malah ikut membersihkan dinding kelas ?  Kamu tidak  mengotori kelas ini karena itu kamu tidak perlu dihukum untuk membersikan dinding kelas ini.  Kalau orang lain melihat kamu ada di sini bersama kami, maka orang lain akan mengira kamu itu sama seperti kami atau adalah bagian dari kami – anak-anak nakal yang sedang dihukum karena sudah mengoroti dinding kelas ini.  Tidakkah hal seperti itu akan menjadi kerugian dan ketidaknyamanan buat kamu?  Engkau tidak perlu melakukannya dan engkau bisa menghindari kemungkinan buruk ini.”

Tetapi anak itu berkata : “Memang aku tidak mengotori dinding kelas dan tidak perlu dihukum karenanya, tapi aku mau bersama-sama dengan kalian, ikut menanggung hukuman yang kalian sedang jalani.  Tidak masalah bagiku jika orang lain akan mengira bahwa aku juga termasuk murid yang telah mengotori dinding kelas ini padahal sebenarnya aku tidak demikian, itu tidak penting bagiku.  Yang penting bagiku adalah aku ingin kalian mengerti bahwa aku peduli kepada kalian dan ingin berbuat sesuatu untuk menolong kalian yang tentu sedih karena telah melakukan kesalahan serta harus dihukum karenanya.”

 

Itulah yang telah Yesus jalani bagi orang-orang berdosa.  Yesus bersedia untuk taat kepada kehendak Allah.  Yesus tidak pilih-pilih, kehendak Allah yang mana yang perlu Dia taati.  Yesus mau mentaati seluruh kehendak Allah, termasuk kehendak Allah agar Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis.  Sekalipun Yesus yang kondisinya tidak berdosa akan dikira / dinilai / dianggap orang banyak sebagai atau termasuk orang berdosa, Yesus rela.

 

Adik-adik, seandainya kalian menjadi murid-murid yang sedang dihukum itu, apa yang akan kalian rasakan terhadap sikap dan tindakan 1 teman itu ?  (Terharu ? Sukacita? Terhibur? Merasa dikuatkan untuk bertobat?  Merasa dikasihi dan diperhatikan ?  Merasa dibela?).  Apa yang akan kalian pikirkan tentang 1 teman itu ? (Ia adalah seorang teman yang baik, yang simpatik, yang mau peduli, mau menghibur, mau menolong, yang tidak gengsi, yang berintegritas – tampil seperti apa dirinya – tidak takut disalahmengerti orang). 1 teman yang seperti itu adalah Yesus, hanya Yesus satu-satunya.

 

Aplikasi

Apakah adik-adik bersyukur untuk Yesus yang mau merendahkan diri yang rela menjadi sama dengan manusia berdosa sekalipun dia tidak berdosa?

 

Apakah adik-adik tahu apa yang terjadi setelah Yesus dibaptis ?  Setelah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka.  Yesus melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya.  Lalu terdengarlah suara dari sorga mengatakan : “Inilah Anak-ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”  Allah berkenan (“pleased” – senang) kepada Yesus karena Yesus taat kepada kehendak Allah.

Adik-adik pernah mendengar atau melihat atau mengalami : ada ortu yang berkata kepada anak yang dengar-dengaran :  “Bagus, kamu anak yang berbakti.” Itu menandakan bahwa ortu tersebut senang terhadap sikap anaknya yang taat.  Ortu tersebut suka dengan anaknya, seperti sedang membuka tangan untuk menyambut dan memeluk anaknya yang dikasihi-Nya.

 

Aplikasi

Seperti Yesus memperkenankan / menyenangkan Allah Bapa-Nya di sorga dengan cara mentaati kehendak-Nya, maukah adik-adik juga memperkenan / menyenangkan Tuhan Yesus dengan cara mentaati kehendak Tuhan dan Firman-Nya?

 

 

Ada hal yang istimewa dari baptisan yang Yesus terima, yaitu bahwa baptisan yang Yesus terima memiliki arti / menandai bahwa pelayanan-Nya di dunia segera dimulai.  Bukan saja ada suara dari sorga yaitu suara Allah yang menyatakan Allah berkenan kepada Yesus, namun Allah juga memberikan Roh-Nya, yaitu Roh Kudus untuk memenuhi Yesus.

Dengan perkenanan Allah dan penyertaan Roh Kudus, Yesus akan melakukan pelayanan-Nya di dunia.  Yesus akan tetap melakukan pelayanan-Nya sesuai dengan kehendak Allah.

Maka setelah Yesus dibaptis,  Yesus mulai memberitakan Injil : “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”.  Dan itulah yang Yesus lakukan seterusnya sampai akhir hidup-Nya.  Kita dapat  mengetahui dalam alkitab kisah seluruh pelayanan Yesus yang luar biasa.  Puji Tuhan.

 

Adik-adik, yang terutama di dalam hidup kita sebagai anak-anak Tuhan adalah menyenangkan hati Tuhan.  Bagaimana kita bisa menyenangkan hati Tuhan ? Dengan mentaati Tuhan, dengan melakukan Firman-Nya.  Tujuan hidup kita, cita-cita kita, hal yang paling kita inginkan dan kejar-kejar seumur hidup kita seharusnya adalah menyenangkan hati Tuhan.

Apakah adik-adik mau berkomitmen  untuk hal itu ?

 

Leave a Reply