1c-Kisah-28-1-10-Allah-Menyertai-Paulus

Bahan Cerita Sekolah Minggu Kisah 28 : 1-10 | Allah Menyertai Paulus

Ringkasan Cerita Alkitab

Bahan Cerita Sekolah Minggu Kisah 28 : 1-10 | Allah Menyertai Paulus. Orang yang memberitakan Injil akan mengalami penderitaan dari orang-orang yang menentang Injil.  Itulah yang juga Paulus alami.  Karena memberitakan Injil, Paulus sampai dihasut dan dipenjarakan serta diadili.  Namun karena Paulus tidak didapatkan ada kesalahan, maka ia naik banding untuk diadili oleh Kaisar.

Meski Allah mengijinkan orang yang memberitakan Injil mengalami penderitaan dari orang-orang yang menentang Injil, namun Allah juga menyertai melalui kehadiran-Nya dan melalui penyataan kuasa-Nya.  Seperti ketika Paulus sebagai seorang tawanan dibawa berlayar ke Italia untuk menjalani pengadilan dengan Kaisar, Paulus mengalami penyertaan Allah.  Ketika semua orang di kapal itu terancam nyawanya karena angin badai di tengah laut, Allah menyatakan diri kepada Paulus untuk menunjukkan bahwa Allah ada bersama Paulus dan menyertai Paulus dalam perjalanan-Nya sebagai seorang tawanan ke Italia.

Allah juga berfirman dan berjanji bahwa Allah akan membuat Paulus bisa sampai untuk menghadap kepada Kaisar, bahkan semua orang yang bersama Paulus di kapal itu mendapat karunia untuk juga selamat.  Dan itulah yang terjadi, tatkala kapal mereka kandas sebelum sampai ke darat, malahan bagian buritannya hancur oleh gelombang yang hebat, namun pada akhirnya semuanya selamat sampai ke daratan.  Itu hanya bisa terjadi karena kuasa Allah.  Allah menyertai Paulus melalui penyataan kuasa-Nya.

Setelah mereka semua tiba di daratan, mereka baru tahu bahwa daratan itu adalah pulau Malta (Kis 20:1).  Kedatangan Paulus dan orang-orang dari kapal yang selamat secara tiba-tiba di pulau Malta sebagai orang asing tentu menjadi “tanda tanya besar” dan ancaman bagi penduduk setempat.  Sudah sepantasnya jika penduduk setempat mencurigai dan memperlakukan Paulus dan semua yang lainnya sebagai orang asing bahkan musuh.  Namun yang tidak terduga adalah penduduk setempat itu sebaliknya malahan bersikap sangat ramah – bukan saja ramah tapi sangat ramah.

Mereka bahkan menyalakan api besar untuk menghangatkan Paulus dan orang-orang yang bersamanya yang bajunya basah dan badannya kedinginan karena air laut.  Apalagi saat itu mulai hujan dan hawanya dingin.  Coba bayangkan berapa besar api yang perlu dinyalakan untuk menghangatkan Paulus dan orang-orang yang bersamanya ?  Masih ingat berapa total jumlah mereka ? 276 orang.  Berapa banyak kayu yang harus dikumpulkan untuk membuat api yang besar ?  Mudah tidak untuk melakukannya ?  Tidak mudah.  Tetapi mengapa penduduk setempat mau melakukannya untuk orang-orang asing ini ? Itu hanya bisa terjadi karena kuasa Allah.  Allah yang membuat penduduk setempat bisa berlaku sangat ramah kepada Paulus dan orang-orang yang bersamanya sekalipun mereka adalah orang asing.  Itu adalah bukti bahwa Allah menyertai Paulus melalui penyataan kuasa-Nya.

Paulus adalah seorang yang mempercayai Firman Allah, karena itu  mampu memberikan respon yang berbeda di tengah-tengah kesulitan dan tetap menjadi berkat untuk orang lain melalui perkataan dan sikapnya.  Bukan saja ketika di kapal menghadapi kesulitan yang sama dengan yang lainnya Paulus sudah menjadi berkat.  Juga saat ini ketika sudah sampai di Pulau Malta.  Paulus saat itu seperti yang lainnya yang selamat sampai ke daratan, bajunya basah dan merasa kedinginan.  Tentunya ingin cepat-cepat menghangatkan badan di api yang dinyalakan oleh penduduk setempat.  Rasanya jika itu yang Paulus lakukan sangatlah wajar bukan ?  Tetapi sekali lagi, Paulus mampu memberikan respon yang berbeda di tengah-tengah kesulitan.  Paulus ikut memungut ranting-ranting untuk diletakkan di atas api.  Paulus melakukannya bukan hanya untuk kepentingannya sendiri tapi untuk kepentingan bersama.

Ketika Paulus meletakkan ranting-ranting ke atas api, tiba-tiba keluarlah seekor ular beludak dari antara ranting-ranting yang terkena panasnya api itu lalu menggigit tangan Paulus.  Sekali lagi, Paulus terancam nyawanya.  Ia digigit oleh ular yang sangat beracun, ia terancam mati.  Baru saja selamat dari ancaman kematian di tengah laut, sekarang terkena ancaman karena digigit ular beludak.  Bagaimana ini ? Orang-orang di sana yang melihat apa yang terjadi pada Paulus berkata kepada seorang kepada yang lain tentang Paulus : “Orang ini sudah pasti seorang pembunuh … sebab meskipun ia telah luput dari laut, ia tidak dibiarkan hidup oleh Dewi Keadilan.”  Itu pendapat  orang-orang itu yang berpikir bahwa penderitaan semata-mata adalah hukuman atas perbuatan jahat yang dilakukan seseorang.  Tapi apakah pendapat itu benar?  Apakah Paulus pembunuh ? Bukan !  Paulus adalah seorang yang memberitakan Injil.  Apakah benar Paulus digigit ular beracun karena ia sedang menerima hukuman karena ia dianggap seorang pembunuh? Bukan ! Tapi Tuhan ijinkan Paulus mengalami penderitaan karena memberitakan Injil.

Meski Allah mengijinkan orang yang memberitakan Injil mengalami penderitaan karena memberitakan injil Injil, namun Allah juga menyertai melalui kehadiran-Nya dan melalui penyataan kuasa-Nya. Paulus mengebaskan ular itu ke dalam api.  Orang-orang menyangka bahwa Paulus akan bengkak atau akan mati rebah saat itu juga.  Tapi sesudah lama menanti-nanti, mereka melihat, bahwa tidak ada apa-apa yan terjadi kepada Paulus.  Paulus sama sekali tidak terluka.  Paulus tidak mati.  Bayangkan seseorang digigit oleh ular yang sangat beracun, secara alamiah, orang itu akan mati karena racun ular tersebut.  Tapi Paulus tidak mati.  Orang-orang itu berubah 180 derajat, sekarang mereka berpendapat bahwa Paulus adalah seorang dewa.  Benarkah Paulus seorang dewa ?  Bukan! Paulus adalah seorang yang memberitakan Injil.  Paulus selamat dari ancaman maut karena ular beracun –   itu hanya bisa terjadi karena kuasa Allah.  Allah menyertai Paulus melalui penyataan kuasa-Nya.

Gubernur tempat itu bernama Publius.  Namun sekali lagi yang tidak terduga adalah Gubernur Publius itu juga menyambut Paulus dan orang-orang yang bersamanya, bahkan menjamu mereka dengan ramahnya selama 3 hari.  Coba bayangkan berapa banyak makanan yang harus disediakan untuk menjamu 276 orang asing?  Untuk 3 hari ?  Suatu pengeluaran yang besar sekalipun kerepotan yang besar.  Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi ?  Itu hanya bisa terjadi karena kuasa Allah.  Allah menyertai Paulus melalui penyataan kuasa-Nya.

Ayah Publius ternyata sedang terbaring karena sakit demam dan disentri. Paulus tidak tinggal diam sekalipun ia adalah seorang asing di Pulau Malta.  Paulus mengunjungi ayah Gubernur Publius di kamarnya.  Paulus berdoa.  Paulus menumpangkan tangannya ke atas ayah Gubernur Publius.  Ayah Publius sembuh !   Dengan mendoakan ayah Gubernur Publius, sesungguhnya Paulus sedang “memberitakan Injil”.  Dengan berdoa, Paulus menyatakan bahwa Allahlah yang berkuasa untuk menyembuhkan ayah Gubernur Publius. Dengan mendoakan, Paulus memperkenalkan Allah yang hidup kepada  Gubernur Publius dan orang-orang yang ada bersamanya.   Dengan mendoakan Paulus, membawa Gubernur Publius dan orang-orang yang ada bersamanya untuk mengalami kehadiran dan kuasa Allah yang hidup.

Setelah orang-orang di Pulau Malta tahu bahwa ayah Gubernur Publius sudah sembuh, maka datanglah juga orang-orang sakit lain dari pulau itu dan minta disembuhkan juga. Itu hanya bisa terjadi karena kuasa Allah.  Allah menyertai Paulus melalui penyataan kuasa-Nya.  Dengan mendoakan, sesungguhnya Paulus “memberitakan Injil”.  Dengan berdoa, Paulus menyatakan bahwa Allahlah yang berkuasa untuk menyembuhkan.  Dengan mendoakan, Paulus memperkenalkan Allah yang hidup.  Dengan mendoakan Paulus membuat orang mengalami kehadrian dan kuasa Allah yang hidup.

Apakah adik-adik juga ingin mengalami penyertaan Allah melalui kehadiran-Nya dan penyataan kuasa-Nya saat memberitakan Injil ?

Doa respon

Tuhan Yesus, tolong saya untuk memberitakan Injil dan mengalami kuasa penyertaan Allah melalui kehadiran-Mu dan kuasa-Mu.  Dalam nama Tuhan Yesus, saya memohon. Amin.

Leave a Reply