Renungan Harian Ayub 35: 5-6 (Ucapan yang Memberkati) Kadang-kadang pada malam hari pada saat-saat bulan purnama, ada jenis anjing tertentu menggonggong ketika melihat munculnya bulan purnama. Akan tetapi, bulan tetap menerangi malam, tak terpengaruh oleh gonggongan anjing.
Ucapan yang Memberkati
Ini mengingatkan kita pada Elihu dalam Alkitab. Tentang Allah, ia berkata, “Jikalau engkau berbuat dosa, apa yang akan kau lakukan terhadap Dia? Kalau pelanggarannya banyak, apa yang kau buat terhadap Dia?” Dari perkataan itu, kita kembali diingatkan bahwa tindakan baik kita atau tindakan jahat kita tidak mempengaruhi Allah yang tidak pernah berubah. Dengan kata lain, kasih-Nya tidak bertambah atau berkurang karena kesuksesan atau kegagalan kita.
Namun, Elihu juga menunjukkan bahwa tindakan-tindakan kita, baik atau buruk, bisa mempengaruhi orang-orang di sekitar kita. Seorang yang bersikap jahat bisa merampas seseorang yang lain seperti kekayaan, kedamaian, atau nama baiknya. Sebaliknya seorang yang bersikap baik, melalui ucapan-ucapannya yang ramah, tindakan kasih dan kepedulian, bisa menolong orang lain merasakan kedamaian pikiran dan jiwa. Apa yang ditunjukkan Elihu itu sederhana tetapi sangat jelas mengingatkan kita bahwa sifat Allah di luar jangkauan dosa atau kebaikan kita. Namun, kehidupan orang-orang di sekitar kita sangat terpengaruh oleh tindakan, ucapan atau tutur kata kita.
Jadi, mari kita memuji Allah, yang tidak pernah berubah dan mengasihi sesama, yang bisa berubah. Penulis Amsal mengatakan, “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggiran perak” (Ams. 25: 11). Salah satu makna Amsal ini adalah ucapan-ucapan yang memberkati, yang disampaikan pada saat yang tepat, orang yang menerimanya akan sangat diberkati. (sur)