Renungan Harian Mazmur 17: 15 | Korupsi. Minggu kemarin saat saya berada di Jakarta dan bertemu dengan seseorang, dia bercerita banyak tentang suka dukanya hidup sebagai kapten kapal laut. Tidak hanya tips bagaimana saat menghadapi gelombang besar agar tidak mabuk laut. Karena saat gelombang besar orang cenderung mual dan tidak mau makan yang mengakibatkan perut menjadi kosong.
Tipsnya cukup sederhana, ambil nasi putih taruh digelas, tuang air panas, diaduk dan langsung disantap. Dia juga bercerita bagaimana perjuangannya melawan ABK (anak buah kapal) dengan segala tingkah lakunya, yang sering menjual minyak ato gas di tengah laut. Dan perbuatan melawan hukum ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan merugikan pertamina dan Negara ber-triliun-triliun rupiah, tanpa ada yang bisa mencegah.
Mazmur 17: 15 | Korupsi
Puji Tuhan, dia adalah seorang yang teguh dalam Tuhan Yesus, sehingga dia berani menolak saat ABK membujuk untuk menjual minyak haram di tengah laut. Bahkan dia berani katakan kepada ABK, kalian boleh menjual minyak/gas, asal jangan di kapal yang saya pegang.
Dalam kondisi seperti itu, akhirnya setahun kemarin, setelah bertahun-tahun sebagai kapten kapal, dia putuskan untuk turun dari kapal dan menanggalkan jabatannya sebagai kapten kapal, daripada hidup dengan diperhadapkan hal-hal yang tidak benar di depan matanya. Putusan itu harus segera dia ambil, daripada jiwanya terancam oleh ABK sendiri. Bisa dibayangkan klo ada satu orang jujur yang hidup di tengah-tengah perampok dan koruptor, bisa-bisa mayatnya dibuang di tengah laut.
Firman Tuhan katakan “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa” (Mazmur 16 : 11).
Sekalipun rasanya Firman Tuhan di atas bertentangan dengan apa yang dialami olehnya , tapi satu hal dia berani bayar harga, untuk hidup dalam damai sejahtera Allah. Karena tidak mungkin Tuhan memberkati kehidupannnya dengan berlimpah dengan cara-cara yang tidak layak dan tidak berkenan di hadapan Tuhan.
Bahkan saya sendiri pun pernah mengalami. Bagaimana rekanan kerja menawari sebuah mobil Inova terbaru dan insentif seratus jutaaan sebulan, dengan catatan saya mau bekerja sama dalam tanda petik negative, untuk memperlancar pekerjaan yang sedang kami kerjakan. Sebuah tawaran yang menggiurkan mata jasmani, tetapi saya tolak mentah-mentah.
Kita bisa rasakan bagaimana dunia makin hari makin kejam dan tidak mau peduli dengan siapapun. Pertanyaannya sekarang sampai seberapa beraninya kita bayar harga untuk hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan? Memang hidup adalah pilihan, mau hidup baik atau ikut hidup dalam kejahatan.
Untuk itulah perlunya kita senantiasa hidup dalam kebenaran Firman Tuhan dan berpegang teguh pada janji-Nya. “Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-MU, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-MU” (Mazmur 17 : 15).
Satu hal, tetaplah mengucap syukur dalam kondisi apapun, bahkan saat kita ambil putusan yang kontroversial dari sisi kacamata lain, karena bisa jadi itu yang sedang Tuhan Yesus rancang buat kehidupan kita ke arah yang lebih baik.
Penulis: Yunias Herman Utomo
Renungan Harian Mazmur 17: 15 | Korupsi
Baca juga: Khotbah Kristen Nehemia 1:1 – 2:5 | Mencintai Bangsa Indonesia